“Apakah nama anak saya ada dalam daftar?” “Saudaraku, adakah namanya dalam list itu?” “Bagaimana dengan anak perempuan saya? Paman saya? Apakah namanya tercantum di sana?” Inilah pertanyaan yang banyak dinyatakan warga Palestina dengan penuh harap dan cemas.
Mereka adalah keluarga Palestina yang salah satu anggotanya menjadi tawanan Israel. Hari-hari ini, mereka sedang harap-harap cemas tentang apakah keluarga mereka termasuk dalam daftar nama tawanan yang diajukan oleh pemerintah Palestina untuk dibebaskan oleh Israel sebagai tebusan pembebasan Ghilad Shalit?
Mereka memang belum mendapat informasi lengkap tentang daftar nama tawanan yang diajukan sebagai langkah pertama pertukaran tawanan untuk menebus Ghilad Shalit. Karenanya, selain penuh harap cemas, mereka tak putus berdoa agar nama keluarga mereka termasuk dalam daftar nama pertukaran tawanan. Pemerintah Palestina sudah menyerahkan daftar itu kepada Israel melalui mediasi negara Mesir beberapa hari lalu.
Salah satu keluarga tahanan Palestina berharap agar moment pertukaran tawanan ini berlangsung sukses tanpa aral yang membatalkannya, karena banyak warga Palestina yang sudah terlalu lama mendekam di tahanan Israel.
“Saya berharap agar nama anak saya termasuk dalam daftar pertukaran tawanan itu. Ia sudah lebih dari 15 tahun ditahan Israel yang memvonisnya dengan hukuman seumur hidup. Semua harap dan doa saya panjatkan kepada Allah agar anak saya dibebaskan dan juga seluruh tawanan Palestina yang lain, ” ujar ibu seorang tawanan yag bernama Saed Sakik sambil mengucurkan air mata dan mendekap foto anaknya di dadanya.
Selain ibu tersebut, ada puluhan ibu lain yang juga meneriakkan nama anak mereka yang masih ditahan Israel. Harapan mereka sama, agar anggota keluarganya yang ditahan juga dibebaskan. “Saya mengikuti detail masalah ini. Saya terus berharap dan berharap tanpa henti. Harapan saya kepada Allah sangat besar. Dengan izin Allah, lambat atau cepat, anak saya akan dibebaskan, ” ujar seorang ibu.
Yang memprihatinkan, ada seorang pemuda bernama Abdul Hadi Ghanim (18). Matanya sudah berderai tangisan dan mulai membengkak karena terus menerus menangis. Ia mengatakan, orang tuanya ditahan oleh penjajah Zionis Israel dan dijatuhi hukuman penjara selama 850 tahun.
Harapan yang besar keluarga yang kerabatnya berada di penjara Israel, memunculkan anggapan bahwa bahwa menculik pasukan Israel adalah cara paling efektif untuk pembebasan para tawanan Palestina. Ya, mereka sepakat bila penculikan pasukan Israel sebagai kartu truff yang bisa membuka celah pertemuan mereka dengan keluarga mereka yang sudah bertahun-tahun ditahan Israel. Tapi, pertanyaan yang penting sekarang adalah, apakah Israel akan menepati tahap-tahap pertukaran tawanan ini dengan sungguh-sungguh? (na-str/iol)