Sekitar 100 orang warga Palestina yang selama ini terlunta-lunta di perbatasan Mesir, akhirnya dibolehkan kembali ke Jalur Ghaza, lewat Israel, menyusul kesepakatan antara Mesir dan Israel yang akan mengizinkan sekitar 627 warga Palestina kembali ke Jalur Gaza.
Ratusan warga Palestina yang dibolehkan melintas perbatasan Jalur Ghaza, adalah sebagian kecil dari sekitar 6. 000 warga Palestina yang terlunta-lunta di perbatasan Mesir. Mereka adalah warga Palestina yang ingin kembali ke Jalur Ghaza, namun terhambat di perbatasan karena perbatasan ditutup.
Selama menunggu perbatasan dibuka, warga Palestina itu hidup dalam kondisi yang menyedihkan. Mereka terdiri dari anak-anak, kaum perempuan dan orang-orang tua, dan banyak di antara mereka yang mengalami sakit karena kekurangan makanan serta layanan kesehatan sejak perbatasan ditutup satu setengah bulan yang lalu. Selama itu pula, sudah sepuluh warga Palestina yang meninggal dunia, menunggu perbatasan dibuka.
Sekitar 101 warga Palestina yang akhirnya diizinkan kembali ke Jalur Ghaza, diangkut dengan menggunakan bis ke perbatasan Awja/ Nizana di selatan perbatasan Rafah-yang ditutup sejak Hamas berhasil menguasai Ghaza pertengahan Juni kemarin- yang memisahkan antara wilayah Mesir dan Jalur Ghaza. Dari Rafah, mereka dibawa melewati Israel dan masuk ke Ghaza melalui terminal Erez di utara Jalur Ghaza
Langkah itu dikritik Hamas karena akan menguatkan kontrol Israel atas wilayah Ghaza. Selama ini, Israel dan Mesir menolak tuntutan Hamas, agar Hamas juga diberi keleluasaan mengontrol perbatasan Rafah.
Laporan Al-Jazeera menyebutkan, awalnya ada rencana untuk membawa warga Palestina yang tertahan di utara Sinai ke Kerem Shalom. Namun Hamas mengancam, jika itu dilakukan, Hamas tidak akan tinggal diam.
"Itulah sebabnya, kami membawa mereka dengan bis-bis ke utara Erez, " kata sumber di kemiteran Israel.
Seorang sumber keamanan Israel mengungkapkan, Israel dan Mesir sedang bernegosiasi untuk memulangkan sisa warga Palestina yang terdaftar. Menurut sejumlah sumber, proses pemulangan warga Palestina dipermudah sebagai bentuk dukungan Mesir dan Israel terhadap Presiden Palestina Mahmud Abbas. Namun warga Palestina yang dibolehkan pulang, adalah mereka yang dinyatakan tidak terkait dengan faksi Hamas. (ln/aljz)