Pianis dan konduktor musik terkenal Daniel Barenboim menerima paspor Palestina yang diserahkan oleh mantan menteri penerangan Palestina dari kelompok Hamas Mustafa Barghouthi, usai resital pianonya di kota Ramallah, Tepi Barat.
Penyerahan paspor Palestina pada Barenboim yang warga Israel, menandai penisbahan Borenboim sebagai warga negara kehormatan Palestina. Menurut Barghouti, pemberian pemberian paspor itu sudah disetujui oleh pemerintahan bersatu Palestina pimpinan Hamas yang dibubarkan oleh Abbas bulan Juni lalu dan baru dikeluarkan sekitar enam minggu lalu.
"Merupakan kehormatan besar bagi saya, ditawari paspor Palestina, " kata Barenboim, 65, yang selama ini dikenal kerap membela hak-hak rakyat Palestina. Ia banyak membantu warga Palestina yang berbakat di bidang musik dan sering menggelar konser di wilayah pendudukan Israel di Tepi Barat.
Resital pianonya yang membawakan karya-karya Bethoven hari Senin (14/1) dihadiri oleh ratusan warga Palestina. Baremboim selain dikenal sebagai pianis dan konduktor musik terkemuka, juga salah seorang pendiri dari West-Eastern Diwan Orchestra yang beranggotakan para musisi asal Israel dan Palestina. Ia mendirikan West-Eastern Diwan Orchestra pada tahun 1999 dengan seorang rekan musisinya asal Palestina yang sudah almarhum, Edward Said.
Barenboim, lahir di Buenos Aires dari orang tua keturunan Yahudi Rusia. Setelah menjadi warga negara kehormatan Palestina, ia berharap status kewarganegaraannya itu akan menjadi contoh bahwa Palestina-Israel bisa sama-sama eksis.
"Faktanya, seorang warga negara Israel bisa mendapatkan paspor Palestina, ini bisa dilihat sebagai pertanda bahwa perdamaian sangat mungkin diwujudkan, " ujar Baremboim yang juga sangat vokal mengecam pembangunan pemukiman Israel dan kebijakan tangan besi Israel di wilayah-wilayah Palestina yang dijajahnya.
Barenboim yang bulan September kemarin menerima penghargaan dari sekjen PBB sebagai duta perdamaian selalu menekankan, tidak mau menerima kehadiran Ariel Sharon, yang dulu menjadi perdana menteri Israel, dalam setiap konsernya di Israel.
Ia juga dengan tajam mengkritik Presiden AS George W. Bush agar segera mengakhiri penjajahan Israel di wilayah-wilayah Palestina. "Sekarang, bahkan orang yang tidak pintar sekalipun mengatakan bahwa penjajahan di Palestina harus dihentikan, " tandasnya. (ln/iol)