Ribuan warga Palestina, Kamis (5/7) berunjuk rasa, mendesak Hamas dan Fatah melakukan dialog untuk menyelesaikan konflik internal Palestina.
Dengan membawa bendera Palestina ukuran besar, para pengunjuk rasa mengusung spanduk-spanduk antara lain berisi tulisan "Ya, untuk dialog. Tidak untuk penangkapan", "Abbas dan Haniyah, kami menginginkan persatuan nasional. " Ribuan pengunjuk rasa itu menyusuri jalan-jalan di Ghaza.
Seperti diketahui, Presiden Palestina Mahmud Abbas, mencopot PM Ismail Haniyah pada tanggal 14 Juni kemarin, setelah para pejuang Hamas menguasai Jalur Ghaza. Abbas yang didukung oleh AS dan Barat menuding Hamas telah melakukan kudeta di Ghaza dan karenanya menutup pintu dialog dengan Hamas.
Menyusul ketegangan antara dua faksi utama di Palestina itu, Arab Saudi dan Mesir menyatakan siap menjadi mediator antara Hamas dan Fatah.
Bersamaan dengan aksi unjuk rasa itu, pasukan Israel kembali melakukan agresi militernya ke Ghaza. Tentara dan tank-tank Israel melintasi perbatasan di Jalur Ghaza, menyusuri kamp pengungsi Mughazi dan Al-Barij di pinggiran kota Ghaza, dan di tempat ini mereka terlibat baku tembak sengit dengan para pejuang Palestina. Saksi mata mengatakan, militer Israel juga melakukan dua kali serangan udara.
Aljazeera, mengutip laporan petugas medis di Ghaza menyebutkan, akibat agresi Israel, 11 warga Palestina tewas. Mereka yang tewas antara lain sembilan pejuang Brigade al-Qassam, seorang pejuang Jihad Islam, dan seorang warga sipil.
Juru kamera televisi Al-Aqsa, juga menjadi target tembakan tentara Israel, akibatnya dua kakinya harus diamputasi karena terkena ledakan bom yang ditembakkan dari sebuah tank Israel. Militer Israel sengaja mengarahkan tembakannya ke juru kamera bernama Imad Ghanem, 23 tahun. Ketika Ghanem sudah tak berdaya, pasukan Israel masih menembak Ghanem sebanyak dua kali, sehingga juru kamera itu terkulai di tanah.
Militer Israel menyatakan, mereka tidak menganggap Ghanem sebagai jurnalis, karena Ghanem bekerja untuk televisi milik Hamas.
Pasukan penjajah Israel, pada Kamis malam juga melakukan serangan ke kota Beit Hanun, utara Ghaza, yang menewaskan dua warga sipil Palestina. Dengan demikian, menurut data AFP, sejak pecah Intifada pada tahun 2000, jumlah korban mencapai 5. 783 orang, mayoritas warga Palestina yang dibunuh oleh tentara Israel. (ln/iol)