Seperti kebanyakan remaja Palestina lainnya, Bashaer Othman kembali ke sekolah minggu ini setelah liburan musim panas yang panjang. Di musim liburan lalu, bukannya bergaul dengan teman-temannya, gadis berusia 16-tahun ini telah menghabiskan dua bulan terakhir menjabat sebagai walikota sebuah kota kecil di Tepi Barat utara.
Duduk di sebuah meja besar di depan tiga foto berbingkai Presiden Mahmoud Abbas, Perdana Menteri Salam Fayyad dan veteran pemimpin nasionalis Yasser Arafat, Othman tersenyum saat ia menandatangani dokumen yang memungkinkan penduduk untuk membayar tagihan air besar dengan mengangsur.
“Ini bukan tentang titel, ini tentang melayani kota,” kata remaja, yang berusia 15 tahun ketika ia mengambil alih jabatajn dari walikota Sufiyan Shadid pada 2 Juli lalu untuk tugas dua bulan sebagai pejabat di Allar, sebuah kota berpenduduk 8.000 warga.
Ide walikota termuda ini, katanya berasal dari sebuah proyek pemuda parlemen nasional yang dijalankan oleh Forum Pemuda Sharek, yang bertujuan untuk melibatkan remaja pada hari-hari kerja pemerintah di daerah Palestina.
Proyek ini telah berjalan di seluruh wilayah Palestina, tapi Bashaer Othman adalah orang pertama yang mengambil peran dalam jabatan tinggi, dalam sebuah langkah yang “sepenuhnya didukung” oleh Shadid, walikota sebelumnya.
Othman mengatakan dia awalnya tidak tahu apa-apa tentang pekerjaan yang akan dilakoninya, tetapi dengan bantuan dan kerjasama dari anggota dewan dan walikota, dia cepat belajar.
“Saya datang ke kantor saya setiap pagi pukul 8:00 dan melihat banyak file, menandatangani surat-surat, dan bertemu dengan anggota dewan. Saya juga harus melakukan banyak kunjungan lapangan untuk memecahkan masalah yang mendesak,” katanya kepada AFP.
“Saya khawatir mengambil tanggung jawab begitu banyak, itu adalah yang tantangan besar,” katanya, menjelaskan bahwa posisinya itu “bukan hanya formalitas” dan dia diberi “kekuasaan penuh” sebagai walikota.
Tapi dia bangga dengan perannya. “Saya walikota termuda di dunia, itu sangat menarik,” ujarnya.
Setelah enam jam di tempat kerja, Othman bebas untuk pulang, di mana ia kembali menjadi seorang remaja kebanyakan yang rutin bermain game komputer.(fq/afp)