Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada hari Senin kemarin (15/3) menegaskan bahwa pembangunan 1.600 pemukiman baru di timur Yerusalem akan terus berlanjut, dan hal ini mungkin akan semakin meningkatkan ketegangan dengan sekutu utama mereka Amerika Serikat.
"Pembangunan akan terus berlanjut di Yerusalem karena hal ini telah terjadi selama 42 tahun," kata Netanyahu kepada anggota Partai Likud.
Israel menduduki Yerusalem timur terutama wilayah Arab dalam Perang Enam Hari tahun 1967 dan kemudian menganeksasi wilayah tersebut dalam langkah yang tidak diakui oleh masyarakat internasional.
Minggu lalu Israel telah mengumumkan bahwa mereka akan membangun 1.600 rumah baru bagi pemukim Yahudi di Yerusalem Timur, yang rencana tersebut telah menyebabkan Washington marah, terutama karena bertepatan dengan kunjungan wakil presiden AS Joe Biden yang mengunjungi Israel dalam rangka mempromosikan dialog perdamaian baru dengan Palestina.
Duta besar Israel untuk Washington mengatakan hubungan bilateral AS-Israel saat ini mencapai titik terendah sejak 35 tahun terakhir.
"Hubungan Israel dengan Amerika Serikat menghadapi krisis yang paling parah sejak tahun 1975," lapor surat kabar Yediot Aharonot mengutip pernyataan duta besar Michael Oren, yang juga seorang sejarawan terkemuka Timur Tengah, dalam sebuah pembicaraan telepon pada pekan lalu. (fq/aby)