“Kami berharap dan berdoa agar rakyat Palestina bisa menyatukan barisan sehingga kami bisa melakukan sesuatu bersama mereka dalam damai, sebagaimana yang kami lakukan bersama orang-orang Mesir dan Yordania. ”
Ini jelas kalimat aneh sekaligus kontradiktif dengan kenyataan di lapangan. Tapi inilah kalimat yang diutarakan oleh Wakil PM Israel Shimon Perez. Ia berbicara tentang Palestina dalam program televisi di ibukota Qatar, Doha. Ia juga mengatakan harapannya tentang berdirinya negara Irak yang satu.
Perez mengunjungi Doha memenuhi undangan televisi Doha dalam acara “The Doha Debates Special” yang dilakukan setiap bulan oleh Lembaga Qatar untuk Pendidikan, Ilmu pengetahuan dan Pembangunan Masyarakat, bekerjasama dengan BBC.
Dalam segmen khusus yang ditayangkan hari Selasa (30/1) inilah ia berbicara tentang hubungan Israel dengan Palestina saat ini. Dengan diplomatis Perez mengungkapkan perasaannya yang menurutnya ‘berduka’ dengan kondisi Palestina. “Jika saya seorang Palestina pasti saya akan melakukan sebagaimana yang dilakukan Abu Mazen, Presiden Palestina. ”
Perez lalu mengajak masyarakat untuk melupakan kekeliruan dan berdamai. “Perang di masa lalu tak boleh menghalangi kita untuk mewujudkan perdamaian, ” ujarnya klise.
Di hadapan 300-an mahasiswa dari berbagai perguruan di kota Doha ia lalu mengatakan, “Saya berharap dan berdoa untuk rakyat Palestina agar mereka menyatukan barisan sehingga kami bisa melakukan perdamaian yang sudah kami lakukan bersama orang-orang Mesir dan Yordania. ”
Ini adalah kunjungan Perez yang kedua ke Qatar. Sebelumnya Perez pernah datang di tahun 1996 ketika ia menjabat sebagai PM Israel.
Perez bisa saja secara diplomatis mengharapkan Palestina bersatu. Namun kebersatuan Palestina yang dimaksud apakah kebersatuan Palestina yang merdeka atau kebersatuan di bawah kendali penjajah Zionis Israel? Perez tak menjelaskannya. (na-str/iol)