Ratusan warga Gaza yang ingin menunaikan ibadah haji menggelar aksi unjuk rasa karena visa haji mereka belum juga keluar. Pertikaian Hamas dan Fatah dituding menjadi penyebab terhambatnya pengurusan visa mereka. Saat ini ada 2.200 calon haji di Gaza yang sedang menunggu visanya agar bisa segera berangkat ke tanah suci.
Warga Gaza yang berunjuk rasa di kota Rafah mengusung foto Raja Arab Saudi, Raja Abdullah bin Abdulazis dan foto Presiden Mesir, Husni Mubarak sambil meneriakkan kalimat-kalimat "Jangan halangi kami berhaji" dan "Jangan campuradukkan haji dengan politik."
Salah seorang peserta unjuk rasa bernama Suhaila Raafat, 46, dengan berurai air mata mengungkapkan bahwa ia sangat ingin menunaikan rukun islam ke-5 itu. "Kami hanya ingin menunaikan ibadah haji. Kami sedang menjadi korban pertikaian dan perbedaan pandangan politik," keluh Suhaila.
Pemerintahan Hamas di Gaza menuding Otoritas Palestina di Tepi Barat yang dipimpin Mahmud Abbas telah menghambat permohonan visa para jamaah haji dari Jalur Gaza. Menurut Menteri Muda Wakaf di Gaza, Abdullah Abu-Garboua, Arab Saudi dan pemerintahan Palestina di Tepi Barat menolak memberikan mereka kata sandi yang digunakan untuk memproses dan mendaftarkan para calon jamaah haji. Padahal dalam dua tahun terakhir, wilayah Gaza diikutsertakan dalam perjanjian penyelenggaraan haji dan pengurusan visa dengan Arab Saudi.
"Tapi tahun ini, hanya pemerintahan di Tepi Barat yang menandatangani protokol itu dan mereka menolak memberikan kata sandi untuk mendaftarkan nama para calon jamaah haji," ujar Abu Garboua.
Pemerintahan di Gaza sudah meminta pemerintah Arab Saudi untuk ikut turun tangan menyelesaikan persoalan ini, agar warga Palestina di Gaza juga bisa menunaikan ibadah haji.
"Kami berharap bisa mendapatkan kata sandinya untuk menyelesaikan prosedur pendaftaran. Karena kami sudah melakukan persiapan mulai dari akomodasi sampai transportasi untuk para calon jamaah haji," kata Gabrboua.
Harapan agar pemerintah Saudi ikut menyelesaikan masalah ini juga diungkapkan Awad Madkour, ketua asosiasi biro perjalanan di Gaza. "Janganlah membawa-bawa ibadah haji ke dalam persoalan politik antara pemerintahan di Gaza dan pemerintahan Tepi Barat," harapnya.
Ribuan warga Gaza yang ingin berangkat haji akhirnya bersikap skeptis mereka bisa menunaikan haji tahun ini. "Setiap pagi saya ke biro perjalanan, tapi tetap mendengar jawaban yang sama ‘belum ada berita’. Persoalannya belum terpecahkan dan tidak ada harapan," keluh Abu Raed Felfel, seorang warga Gaza.
"Kami sudah cukup menderita dibawah penjajajan Israel. Siapa yang tahu tahun depan saya masih hidup, jika tidak menunaikan ibadah haji sekarang," tambah warga Gaza lainnya, Saed Al-Sawafiri. (ln/iol)