Utusan PBB untk Timur Tengah Robert Serry mengatakan rencana Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk memperluas pemukiman Yahudi Beit El di Tepi Barat yang diduduki adalah “sangat meresahkan.”
“Pengumuman terbaru untuk menambahkan 300 unit perumahan di Beit El, di dalam Tepi Barat, sangat meresahkan,” kata Koordinator Khusus PBB untuk Proses Perdamaian Timur Tengah, Kamis kemarin (7/6).
Serry menegaskan bahwa pandangan masyarakat internasional bahwa semua pembangunan pemukiman di tanah Palestina yang diduduki bertentangan dengan hukum internasional.”
Sebelumnya Netanyahu memerintahkan pembangunan 300 unit perumahan baru pada hari Rabu lalu setelah parlemen Israel menolak RUU untuk melegalkan pos-pos pemukiman.
Semua pemukiman di Tepi Barat dan Yerusalem Timur dianggap ilegal berdasarkan hukum internasional. Pos-pos pemukiman juga ilegal menurut hukum Israel.
Tahun lalu, Mahkamah Agung Israel memutuskan bahwa lima bangunan yang merupakan rumah bagi 30 keluarga yahudi di Ulpana seluruhnya dibangun di atas tanah Palestina harus dibongkar.
Netanyahu memerintahkan pemindahan bangunan di Ulpana ke bekas pangkalan militer terdekat di bagian lain dari Beit El.
“Beit El akan diperluas, 30 keluarga akan tetap di Beit El, dan 300 keluarga baru akan bergabung dengan mereka,” ujarnya.
Israel terus melakukan pembangunan pemukiman di wilayah Palestina yang diduduki meskipun kecaman dari masyarakat internasional.(fq/prtv)