Utusan Palestina Sebut Israel Tidak Ingin Ambil Gaza, tapi Tepi Barat: Karena Mereka Klaim Wilayah Itu Diberikan Tuhan

eramuslim.com – Penasihat Presiden Palestina untuk Urusan Hubungan Internasional, Riyad Al Maliki, mengungkap sebuah rencana Netanyahu untuk mengambil alih seluruh negaranya. Hal ini diucapkan dalam Kuliah Khusus tentang Palestina di Jakarta, Selasa (20/8/2024).

Dalam pernyataannya, Al Maliki mengatakan Netanyahu benar-benar berniat untuk mengambil alih wilayah Tepi Barat agar menjadi bagian dari Israel. Ia juga menyebut dirinya berencana agar Gaza menjadi tempat kosong yang tidak dapat dihuni oleh siapapun sehingga menjadi buffer zone bagi Israel.

“Namun Netanyahu dihadapkan pada situasi yang tidak mungkin. Ada jutaan warga Palestina yang tinggal di Gaza dan Tepi Barat,” ucapnya dalam forum tersebut.

“Israel tidak ingin mengambil alih Gaza. Mereka ingin mengambil Tepi Barat karena mereka mengklaim wilayah itu secara ideologis diberikan Tuhan kepada mereka.”

Dengan situasi seperti ini, Al Maliki menyebut Netanyahu ingin menciptakan perang regional yang lebih besar. Rencana ini akan melibatkan Amerika Serikat (AS), sehingga warga Palestina akan dipaksa tergeser akibat perang besar ini.

“Dia (Netanyahu) ingin melibatkan AS dalam perang regional yang besar ini, di mana Israel akan melawan Iran beserta kelompok-kelompok di Lebanon, Yaman, dan juga Irak,” tuturnya.

Maka itu, ia meminta dunia agar mempertimbangkan kembali dukungannya pada Israel. Ia menyebut sejauh ini Negeri Zionis terus berani untuk mencaplok Tepi Barat dan menyerang Gaza lantaran tidak ada balasan keras yang diberikan pada dunia terhadap Tel Aviv.

“Israel terus melakukan tindakan yang sewenang-wenang karena tahu bahwa tindakannya ini tidak akan menimbulkan harga yang mahal,” tambahnya.

Pernyataan ini disampaikan Al Maliki saat Israel terus menyerang wilayah kantong Palestina sejak 7 Oktober lalu. Tel Aviv melakukan hal ini setelah milisi penguasa Gaza, Hamas, membunuh 1.200 warganya dan menyandera sekitar 250 orang dalam serangan di hari itu.

Israel mengatakan pihaknya yakin Hamas masih menyandera 116 orang. Ini termasuk 42 orang yang menurut militer tewas.

Tensi kemudian meningkat setelah kelompok Houthi di Yaman, bersama dengan kelompok Hizbullah di Lebanon, terus memberikan serangan ke Israel sebagai bentuk solidaritas dalam mendukung Hamas. Mereka berjanji akan terus menekan Israel hingga negara itu menghentikan serangannya ke Gaza.

 

(Sumber: Cnbcindonesia)

Beri Komentar