Seorang wali gereja dari Keuskupan Sarba, Libanon mengkritik mereka, termasuk uskup-uskup di Vatican yang menggunakan Kitab Perjanjian Lama sebagai alasan untuk membenar aneksasi wilayah Palestina dan menampikkan hak-hak bangsa Palestina.
"Bagi orang-orang Yahudi pada umumnya dan khususnya bagi para kaum fundamentalis agama Kristen dan Yahudi, beranggapan bahwa tanah yang disebut-sebut dalam Kitab Perjanjian Lama adalah tanah yang berada di wilayah Israel sekarang," kata Guy-Paul Noujaim dalam pernyataannya yang dikirimkan ke media-media massa Libanon.
"Banyak orang yang masih fanatik dengan keyakinan itu, bahkan sampai hari ini. Sehingga mereka mengatakan bahwa rakyat Palestina tidak punya hak untuk memiliki wilayah Palestina," sambung Noujaim.
Ia mengatakan menyarankan penafsiran agama Katolik tentang ayat-ayat di Kitab Perjanjian Lama tentang "tanah yang dijanjikan Tuhan" harus segera diperbaiki agar umat Kristiani yang selama ini meyakini bahwa tanah Palestina adalah tanah yang dijanjikan itu, bisa menerima ajaran alkitab dan kebenaran yang sesungguhnya sehingga ayat-ayat itu tidak lagi dijadikan pembenaran untuk menindas bangsa dan merampas tanah Palestina. (ln/mol)