Untuk Pertama Kalinya Salafi Jihadi Gaza Serukan Ancaman dalam Bahasa Ibrani

Sebuah kelompok Islam pada hari Kamis kemarin (18/11) memposting ancaman dengan menggunakan bahasa Ibrani di Internet, menyatakan berjanji akan membalas dendam atas pembunuhan dua mujahid dalam serangan udara Israel di Kota Gaza sehari sebelumnya.

Klip yang berdurasi selama 30 detik, di mana seorang pria berbicara dalam bahasa Ibrani beraksen berat, telah diposting di sebuah situs Islam yang berisi referensi ke kelompok perlawanan Islam di Gaza.

"Surat kami adalah untuk para penyerang Yahudi bahwa pembunuhan saudara-saudara kami tidak akan menghentikan kami dari melanjutkan jihad," katanya, sebelumnya dua pejuang Islam Palestina syahid ketika sebuah misil Israel menghantam mobil mereka di Gaza City, Rabu lalu.

Serangan, yang diklaim Israel sebagai tanggung jawab militer mereka, telah menewaskan Islam Yassin, 39 tahun , dan saudaranya Muhammad Yasin, 20 tahun, keduanya anggota Tentara Islam/angkatan darat Islam, kelompok Salafi Jihadi yang berideologi mirip dengan Al-Qaidah.

"Anda tidak akan memiliki rasa tenang akan keamanan dan roket kami akan terus menyerang, insya Allah, jika Anda tidak akan meninggalkan tanah Palestina dan Anda akan tahu bahwa warga negara Anda … tidak aman dari serangan anggota kami."

Pada akhir klip, pembicara mengidentifikasi dirinya sebagai dari kelompok "Anshar al-Sunnah di Al-Quds" – dalam apa yang tampaknya menjadi acuan kelompok Salafi Jihadi yang berbasis di Gaza dan mirip dengan Al-Qaidah.

Banyak warga Palestina bisa berbicara dalam bahasa Ibrani, dan meskipun kelompok perlawanan Islam sering mengeluarkan ancaman yang berapi-api dalam rekaman dan bersumpah membalas dendam, namun klip audio ancaman dalam bahasa Ibrani sangat luar biasa dan ini bisa dikatakan untuk kali pertama dilakukan.

Di Gaza utara pada hari Kamis kemarin (18/11), para pelayat menghadiri pemakaman kedua syuhada, dengan sekitar 200 orang berjalan secara pelan melalui jalan-jalan Jabaliya, dan dalam prosesi pemakaman juga ada seruan untuk balas dendam, lapor seorang koresponden AFP.

Di Gaza, istilah Salafi Jihadi ini diterapkan untuk kelompok-kelompok perlawanan Islam "garis keras", beberapa di antaranya telah secara terbuka menantang penguasa wilayah itu yaitu Hamas dan memodelkan diri pada gerakan Al-Qaidah.(fq/mna)