Eramuslim.com – Organisasi sayap militer kemerdekaan Palestina, Hamas, secara mengejutkan mengungkap infrastruktur militernya. Meski tak diketahui di mana letaknya, Hamas untuk pertama kalinya bersedia membeberkan aktivitas gudang senjatanya.
Dalam laporan yang dikutip VIVA Militer dari Al-Monitor, sebuah program televisi bertajuk “What is Hidden is Greater” yang disiarkan oleh saluran Qatari Al Jzeera, 13 September 2020, menampilkan cuplikan eksklusif gudang senjata Hamas.
Video itu memperlihatkan sejumlah anggota Brigade Izz al-Din al-Qassam. sayap bersenjata Hamas, mengumpulkan rudal Fajr buatan Iran, dan rudal 9M133 Kornet buatan Rusia. Dalam kesempatan itu, jurnalis Palestina yang mejadi pembawa acara, Tamer al-Mashal, dipandu langsung oleh Ismail Haniyeh, Kepala Biro Politik dan Panglima Hamas.
Haniyeh menyebut bahwa senjata-senjata yang diperoleh Hamas dikirim lewat jalur darat dan laut. Tak segan, Haniyeh mengungkap rahasia penyeludupan senjata melalui Sudan, Suriah, Iran, dan Sinai (Mesir). Dalam video itu juga ditunjukkan, bagaimana para anggota Hamas membuat rudal baru yang dibangun dari sisa-sisa rudal penjajah Israel dari perang tahun 2014 di Gaza.
Pengungkapan ini cukup mengagetkan. Pasalnya, selam bertahun-tahun Hamas menyimpan rapat gudang senjatanya. Tak cuma itu, Hamas juga merahasiakan penyelundupan sejumlah unit senjata dari berbagai negara.
Selama program tersebut berlangsung, Haniyeh mengklaim jika Amerika Serikat (AS) mencoba membuka jaringan rahasia Hamas. Akan tetapi, AS gagal hingga akhirnya Hamas ditetapkan sebagai organisasi teroris.
Seorang pakar militer Palestina, Rami Abu Zubaydah, punya pandangan lain. Rami yakin alasan utama Hamas menunjukkan fasilitas militernya adalah, memberi pesan kepada Pasukan Pertahanan Israel (IDF). Meskipun serangan demi serangan terus dilancarkan militer Israel, namun tak menghentikan proses pembangunan fasiltas militer Hamas.
“Pengungkapan secara mendadak yang dilakukan Hamas bertujuan untuk membuktikan bahwa, pengepugan (Israel) di Gaza tidak mencegah mengembangkan infrastruktur militernya,” ucap Rami.
Mengingat, upaya keras yang telah dilakukan untuk menghadapi rencana Israel dalam mencegah kedatangan senjata dan persediaan amunisi. Dan untuk membuat komponen rudal apa pun yang tersedia secara lokal. Gerakan ini muncul saat kerja sama Arab-Israel yang melemahkan poros perlawanan yang dipimpin Iran, mencakup Suriah, Gaza, dan Lebanon,” katanya. (viva)