Sumber-sumber keamanan Palestina menyatakan sejumlah saksi mata yang langsung melihat tiga kontainer besar berisi persenjataan dan amunisi berikut pelontar bom RPG, memasuki wilayah Ghaza, pada sore hari Rabu (31/1).
Kehadiran tiga container besar itu diiringi penjagaan militer sangat ketat dari pasukan pengamanan presiden Abbas. Juga, dipantau oleh sejumlah pesawat yang diterbangkan melalui perbatasan darat kota Rafah.
Menurut saksi mata, sebagaimana ditulis Palestine Information Center, ketiga isi kontainer itu telah diturunkan oleh para tentara pengamanan Presiden, di dekat rumah kediaman Presiden Abbas. Dan senjata itu sebagiannya telah dibagikan sebagai pendahuluan kepada unit kudeta di barisan Fatah, di mana Muhammad Dahlan disebut-sebut sebagai tokoh pimpinannya.
Datangnya persenjataan dan amunisi dalam jumlah besar itu, jelas merupakan pelanggaran terhadap kesepakatan yang baru saja dibuat oleh Hamas dan Fatah. Selain itu, juga mempertegas pemberitaan yang belakangan gencar dipublikasikan soal bantuan 86 juta dolar dari AS untuk pendukung Abbas yang disebut-sebut sebagai bantuan bagi milisi Fatah untuk menggulingkan pemerintahan Hamas atau melawan Hamas.
Isi kontainer lainnya juga dilaporkan dimasukkan ke Ghaza dan telah dikosongkan oleh pasukan pengaman Presiden. Dari persenjataan itu, saksi mata mengaku melihat pelontar bom jenis RPG telah dibagikan ke sejumlah kelompok yang menangani masalah kudeta pemerintah pimpinan Hamas. Menurut sumber keamanan Palestina, bantuan senjata itu telah sampai langsung untuk Muhammad Dahlan dan pasukan penjaga Presiden, guna memperkuat kemampuan mereka melawan Hamas dan pasukan polisi yang berada di bawah koordinasi Menteri Dalam Negeri Palestina.
Salah satu pimpinan Fatah bahkan menyingkap informasi lain kepada media Zionis Yodiot Aharonot, tentang keputusan Muhammad Dahlan yang memiliki pasukan khusus terdiri dari 12 ribu orang untuk menghadapi pemerintahan di bawah Hamas. Menurut tokoh pimpinan Fatah itu, “Dana operasi pasukan ini akan dibiayai oleh sumbangan negara-negara Eropa melalui kantor kepresidenan Palestina Mahmud Abbas. ” (na-str/pic)