Tiga gadis Palestina memenangkan penghargaan internasional dalam sebuah kompetisi sains remaja di Amerika Serikat dengan menciptakan sebuah tongkat elektronik untuk orang buta.
Aseel Abul Lail, Noor al-Arada, dan Aseel al-Shaar adalah siswi pelajar berusia 14-tahun di sekolah UNRWA dari kamp pengungsi Askar Nablus di Tepi Barat utara. Mereka ikut ambil bagian dalam Intel Science and Engineering Fair di San Jose, California, dengan menciptakan sensor tongkat bagi tunanetra dan berhasil mendapat penghargaan khusus di bidang Elektronika Terapan.
Penemuan baru mereka adalah merupakan penemuan pertama kali yaitu berupa tongkat yang dapat mengirimkan sinyal inframerah ke bawah dan ke depan untuk membantu orang buta menemukan jalan mereka.
Penemuan ini pertama kali hadir dalam kompetisi yang diselenggarakan oleh sekolah anak perempuan yang berafiliasi dengan UNRWA. Setelah beberapa bulan bekerja keras dan mengkaji secara menyeluruh dari berbagai pengalaman tunanetra baik di dalam dan di luar Nablus, tiga gadis ini berhasil mengetahui bahwa sinar inframerah dapat digunakan dan merupakan cara terbaik untuk mendeteksi hambatan dalam perjalanan.
Melalui sinyal inframerah, tongkat yang mereka ciptakan mengidentifikasi topografi jalan yang berada di depan orang buta dan mengirimkan sinyal khusus ketika ada lubang atau pohon atau hal lain yang dapat menyebabkan orang buta jatuh saat berjalan.
Misi dari tiga gadis itu jauh dari mulus karena mereka tidak bisa mendapatkan peralatan yang diperlukan dari kampung halaman mereka dan harus melakukan perjalanan ke Ramallah setiap hari. Dan mereka harus menunggu berjam-jam di pos pemeriksaan dan selalu dicurigai oleh pasukan pendudukan terhadap gerak gerik mereka.
Setelah tongkat itu diuji dan terbukti efektif dan benar-benar dapat digunakan oleh orang buta, penemuan mereka tersebut diajukan untuk ikut dalam kompetisi UNRWA, dan para gadis ini mendapat tiket perjalanan ke California untuk mempresentasikan penemuan mereka di San Jose.
Bersaing dengan 1.611 peserta dari 56 negara, penemuan gadis-gadis Palestina ini disambut dengan antusias oleh para teknisi dari perusahaan-perusahaan Amerika dan Eropa khususnya.
"Temuan ini dianggap revolusioner karena berhasil menghindari kerusakan dari tongkat laser lain yang ada sejak tahun 1970-an terutama ketidakmampuan mereka untuk berurusan dengan permukaan yang tidak rata," kata Mark Uslan, Direktur Federasi orang buta Amerika. (fq/aby)