Eramuslim – Pemerintah Inggris menyatakan dengan tegas tidak akan meminta maaf kepada pemerintah Palestina terkait Deklarasi Balfour 1917. Pernyataan resmi ini dikeluarkan London pada hari Minggu (23/04) kemarin menanggapi desakan permintaan maaf atas peran Inggris dalam menciptakan entitas penjajah Zionis Israel.
“Yang paling penting dalam tahap sekrang ini adalah memajukan perdamaian melalui solusi dua negara Israel-Palestina, dimana kedua pihak hidup berdampingan dengan damai,” tulis pemerintah Inggris seperti dilansir Huff Post Arabic.
Pemerintah Inggris melanjutkan, “Banyak hal terjadi selama periode itu, Inggris menyadari bahwa deklarasi harus tetap melindungi hak-hak seluruh masyarakat di Palestina, khususnya hak untuk menentukan nasib sendiri,” seraya menyatakan kebanggaan atas peran dalam menciptakan entitas penjajah Zionis Israel.
Dalam kurun waktu sepekan tercatat lebih dari 11 ribu warga Inggris turut menandatangani petisi permintaan maaf atas Deklarasi Balfour.
Deklarasi Balfour adalah surat tertanggal 2 November 1917 dari Arthur James Balfour, Menteri Luar Negeri Inggris, kepada Lord Rothschild, pemimpin komunitas Yahudi Inggris, untuk dikirimkan kepada Federasi Zionis.
Surat ini menyatakan posisi yang disetujui pada Rapat Kabinet Inggris tertanggal 31 Oktober 1971, bahwa pemerintah Inggris mendukung rencana Zionis untuk membuat “tanah air” bagi Bangsa Yahudi di Palestina, dengan syarat Zionis tidak melakukan hal-hal yang mungkin merugikan hak-hak warga Palestina. (Rassd/Wikipedia/Ram)