Seorang pemukim Yahudi kelahiran Amerika telah ditangkap atas tuduhan selama 12 tahun melakukan pembunuhan serta melakukan tindakan kebencian serta kejahatan terhadap warga Palestina di Tepi Barat, surat kabar Haaretz melaporkan pada hari Senin kemarin (2/11).
Polisi Israel mengatakan bahwa Yaakov Teitel (37 tahun),mengaku telah membunuh dua warga Palestina dan menanam sebuah bom yang mengakibatkan seorang anak laki-laki dari sebuah keluarga Yahudi Mesianik di Ariel mengalami luka serius.
Pria Yahudi kelahiran Amerika tersebut merupakan pemukim Yahudi Shvut Rachel di wilayah pendudukan tepi barat dan bekerja sebagai penjaga pemukiman Yahudi.
Ia ditangkap pada tanggal 7 Oktober di lingkungan Al-Quds (wilayah pendudukan Yerusalem) yang dihuni oleh pemukim Ultra-Yahudi.
Penahanan dirinya dirahasiakan oleh pihak kepolisian.
Pihak berwenang Israel menemukan sebuah gudang senjata, termasuk senapan sniper, sebuah senapan mesin M15, M16 senapan otomatis dan pistol Glock, serta pabrik pembuatan bom di rumahnya.
Dia juga mempunyai enam senapan dan tiga pistol, yang ia selundupkan ke Israel dari Amerika Serikat dalam sebuah wadah pengiriman.
Teitel membuat ruangan di rumahnya menjadi tempat ia bereksperimen dengan bahan peledak. Polisi mengatakan ia telah menjadi ahli dalam membuat bom.
Utusan Tuhan
Teitel lahir di Florida dan tinggal di Israel sejak tahun 1990-an.
Dia mengatakan kepada polisi penyidik, dia adalah "utusan Allah di Israel" dan tujuannya datang ke Israel pada tahun 1997 untuk membunuh rakyat Palestina.
Dia mengakui bahwa pada bulan Juli 1997, ia menembak dan membunuh Sameer Bleesy, seorang sopir taksi Palestina dari Al-Quds.
Beberapa bulan kemudian, ia menembak dan membunuh Issa Mustafa, dari kota Yatta dekat Tepi Barat kota Al-Khalil (Hebron).
Teitel mengatakan bahwa dalam kedua pembunuhan tersebut ia menggunakan pistol yang ia selundupkan lewat maskapai penerbangan Inggris British Airways yang terbang ke Israel.
Tak lama setelah pembunuhan kedua, ia kembali ke AS dan tinggal di sana selama tiga tahun.
Ketika ia kembali ke Israel pada tahun 2000 polisi menginterogasi dirinya sehubungan dengan dua pembunuhan dua warga Palestina. Namun Teitel kemudian dibebaskan tanpa syarat dan lisensi pistolnya tidak dicabut.
Menurut polisi rahasia Shin Bet, dia juga menanam bahan peledak di depan rumah seorang keluarga Palestina di desa Sajur, dekat Ramallah, pada Maret 2003.
Setahun kemudian Teitel memasukkan racun ke dalam botol-botol jus di sebuah desa Palestina dekat pemukiman Eli.
Pada April 2007, dia menanam bahan peledak di kawasan pemukiman Arab di dekat Beit Shemesh.
Teitel mendapat cap sebagai seorang Yahudi "teroris" di media Israel.
Kalau dirinya dinyatakan bersalah, ia akan satu sel dengan yahudi pembunuh yang lain termasuk Baruch Goldstein yang membantai 29 orang jamaah sholat subuh Palestina di dalam masjid Al-Khalil pada tahun 1994.
Pemukim Yahudi yang lain dari dari wilayah pemukiman Yahudi Shvut Rachel telah ditangkap pada tahun 2005 atas pembunuhan lima warga Palestina.(fq/iol)