Kedatangan para pejabat AS ke Israel tidak mampu menghentikan aksi-aksi kekejaman yang dilakukan rezim Zionis itu terhadap warga Palestina. Tentara-tentara Zionis, lagi-lagi menangkapi anak-anak Palestina hanya karena anak-anak itu melakukan perlawanan dengan melemparkan batu. Sementara pesawat-pesawat tempur Zionis, juga memuntahkan bom-bomnya ke wilayah Gaza.
Tentara Israel menangkap dan menahan lima anak Palestina di kota Hebron, Tepi Barat setelah terjadi bentrokan antara warga Palestina dan pasukan Zionis di kota itu. Bentrokan terjadi saat warga Palestina berunjuk rasa memprotes rencana Israel membangun 1.600 unit rumah baru untuk Yahudi dan memprotes tindakan provokatif Israel yang membangun sebuah sinagog di dekat Masjid Al-Aqsa.
Tentara Zionis menuding kelima anak Palestina itu melempari dengan batu sebuah bangunan di kawasan pemukiman Yahudi, Beit Romano. Namun orang tua kelima anak itu menolak tudingan tersebut dan mengatakan bahwa anak-anak mereka sedang bermain sepakbola di depan rumah ketika tiba-tiba tentara-tentara Zionis datang dan menangkap mereka dan menahan kelima anak itu di menara pos pengawasan militer Israel.
"Mereka (pasukan Zionis) bilang bahwa mereka punya foto-foto anak-anak itu sedang melempar batu. Mereka bohong," kata salah seorang warga Hebron.
Belum diketahui bagaimana nasib anak-anak Palestina tersebut. Sementara, pesawat-pesawat tempur Israel kembali membombardir Gaza pada Jumat dinihari. Aparat keamanan di Gaza dan sejumlah saksi mata mengatakan bahwa jet-jet tempur Israel menembaki beberapa target di Gaza yang menyebabkan dua warga Gaza luka-luka.
Serangan Israel antara lain menghancurkan sebuah bengkel di Gaza City, tiga terowongan di dekat perbatasan Mesir dan dua perkebunan. Militer Israel menolak berkomentar atas "serangan fajar" ke Jalur Gaza. Diduga serangan itu merupakan serangan balasan atas tembakan roket ke kota Ashkelon yang menewaskan seorang pekerja Israel asal Thailand.
Sayap militer Fatah, Brigade Martir Al-Aqsa mengaku bertanggung jawab atas serangan yang terjadi beberapa saat setelah PM Israel, Benjamin Netanyahu dan Menlu AS. Hillary Clinton bicara lewat telepon. (ln/prtv)