Israel membebaskan seorang wanita Palestina dari penjara ke Jalur Gaza pada hari Ahad kemarin, wanita Palestina ini merupakan tahanan Israel yang terakhir dari 20 orang yang telah dibebaskan untuk ditukarkan dengan sebuah rekaman video yang memberikan bukti bahwa Gilad Shalit yang ditangkap pada tahun 2006 dalam keadaan masih hidup.
Rawda Saed dibawa ke wilayah pesisir dalam sebuah kendaraan Palang Merah, kemudian dirinya diantar ke kantor pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Gaza.
Haniyah sendiri mengatakan dalam sebuah pernyataannya bahwa pembebasan tahanan tersebut merupakan sebuah kemajuan menuju kesepakatan untuk membebaskan Gilad Shalit.
"Kami melihat dengan perasaan lega adanya gerakan yang serius dalam usaha pertukaran tahanan," kata Haniyeh. "Kami menekankan bahwa kami tidak akan meninggalkan tanggung jawab kami terhadap laki-laki dan perempuan Palestina yang masih ditahan Israel."
Rawda Saed telah berada di penjara Israel sejak tahun 2007 dan ditangkap sewaktu akan menyeberangi perbatasan Gaza-Israel.
Israel membebaskan 19 perempuan Palestina lainnya pada Jumat lalu setelah menerima dua menit rekaman Shalit, yang tampak sehat yang membuktikan baha prajurit Israel tersebut dalam keadaan baik selama ditahan oleh para mujahidin.
Untuk pembebasan Shalit, Hamas telah meminta Israel membebaskan ratusan orang Palestina dari penjara. Semua mengatakan, bahwa lebih dari 10.000 warga Palestina masih berada dipenjara-penjara di Israel.
Jerman dan Mesir yang menjadi penengah dalam proses pertukaran tawanan telah membangkitkan harapan bahwa akan ada kesepakatan segera yang bisa dicapai untuk pembebasan tawanan Palestina dari penjara-penjara Israel yang lebih luas dengan imbalan pembebasan dari prajurit Gilad Shalit, tapi para pejabat mengatakan kedua belah pihak masih ada beberapa kesulitan kesepakatan dalam proser tawar-menawar pembebasan dan petukaran tawanan.
Stasiun televisi Israel melaporkan bahwa adanya volume yang tinggi untuk menonton video Shalit, yang rekaman videonya telah diputar berulang-ulang sejak Jumat yang lalu.
"Mari kita lengkapi pertukaran tawanan", telah menjadi judul editorial utama surat kabar Haaretz yang berhaluan kiri.(fq/reu)