Namun bagi Israel, Ahed adalah pengganggu. Tiga hari setelah dia menyerang tentara, militer Israel menyerbu rumahnya dan menyeretnya ke penjara. Menurut Bassem, tentara memukuli keluarganya dan menyita handphone, kamera, dan laptop mereka ketika mencokok Ahed.
Pada pengadilan Israel sehari setelahnya, Ahed terlihat diborgol kedua kakinya. Hakim memutuskan dia harus dipenjara lima hari lagi sebelum vonis dijatuhkan.
Kabinet Zionis-Israel mengaku marah dengan video tersebut. Menurut mereka, tentara Israel telah dipermalukan karena diam saja.
“Ketika saya melihat itu, saya malu, saya kecewa. Insiden ini merusak kehormatan militer dan negara Israel,” kata Miri Regev, salah satu menteri kabinet Israel dan mantan juru bicara militer.
Menteri Pendidikan Israel Naftali Bennett dalam wawancara dengan Army Radio bahkan mendesak agar Ahed divonis penjara seumur hidup. Wakilnya Michael Oren Kulanu, mengatakan tindakan Ahed adalah bentuk provokasi yang dilakukan warga Palestina.
“Keluarga Tamimi – yang bisa jadi bukan keluarga betulan – memakaikan anak-anak dengan pakaian Amerika dan membayar mereka untuk memprovokasi tentara di depan kamera. Ini adalah eksploitasi anak,” kata Kulanu dikutip Jerusalem Post.
Apapun kata Israel, tapi Ahed telah lama membuat warga Palestina dan dunia jatuh hati. Pada 2015, dia menuai kekaguman dunia setelah menggigit tangan tentara Israel yang coba menangkap adiknya. Sejak kecil, Ahed memang dikenal sebagai pejuang yang menentang penjajahan Israel di Palestina.