“Percayalah, kami mempunyai bekalan senjata yang banyak yang kalian tidak sangkakan, angkatlah tangan dan senjatamu, banggakan barisan pertahanan kamu, pejuangnya, para syuhada dan semua yang melawan Israel.”
“Wahai Zionis-Israel, walaupun kita berbeda kemampuan senjata, namun roket yang kami lancarkan ke atas kalian sangatlah besar, tidak ada negara manapun yang berani melakukan hal itu kepada kalian sejak peristiwa Nakba!” tegasnya.
Ubaidah memastikan, pembekalan tersebut membuat pihaknya lebih mudah mengalahkan pasukan Israel. Bahkan, saking mudahnya, dia mengibaratkannya seperti minum seteguk air.
Bukan hanya itu, Ubaidah juga menggertak pasukan Israel dengan kalimat-kalimat ofensif yang terdengar berani. “Wahai Israel, menyerang Tel Aviv, Al-Quds, Demona, Ashkelon, Ashdod dan Bi’r Al-Sabi’ sebelum dan selepas ini adalah lebih mudah buat kami daripada meneguk air minuman.”
“Wahai Zionis-Israel, silakan turunkan pasukan kalian, kami telah siapkan jalan kematian yang akan membuat kalian mengutuki diri kalian sendiri. Tidak ada yang kalian dapatkan dari kami kecuali pedang Al Quds atau neraka.”
“Wahai saudara-saudara kami di seluruh Tepi Barat Palestina, senjata kami adalah senjata kalian, darah kami adalah darah kalian dan masa depan kami adalah masa depan kalian!” kata dia.[]