Seorang pemimpin senior Hamas yang dipenjara Israel pada hari Senin kemarin (1/3) menyatakan bahwa dirinya tidak mengakui anaknya, setelah seorang pemuda mengakui telah memata-matai kelompok Islamis khususnya Hamas untuk Israel dan memainkan peran penting utama dalam penangkapan beberapa pejuang militan senior.
"Saya, Syaikh Hassan Yussuf … istri saya, putra dan putri saya mengumumkan bahwa kami benar-benar tidak mengakui ada seorang pria yang mengaku putra sulung kami dan dipanggil dengan nama Musab," katanya dalam sebuah pernyataan.
Keputusan ini diambil setelah orang yang disebut-sebut bernama Musab yang telah murtad terhadap Allah dan para nabi … melakukan pengkhianatannya terhadap kaum Muslimin, dengan bekerjasama dengan musuh-musuh Allah dan menimbulkan kerusakan terhadap bangsa ini dan tujuan bangsa kita."
Pekan lalu, harian Haaretz Israel melaporkan bahwa Musab Hassan Yussuf (32 tahun), adalah seorang informan bagi Israel dan bekerja untuk badan keamanan internal Israel Shin Bet serta dikenal dengan kode nama "Pangeran Hijau".
Artikel itu didasarkan pada ringkasan dari sebuah buku, "Son of Hamas", ditulis oleh Yussuf, yang murtad masuk Kristen pada 10 tahun yang lalu dan sekarang tinggal di California. Buku karanganya itu akan diterbitkan di Amerika Serikat dalam minggu ini.
Artikel dalam surat kabar itu mengatakan bahwa Yusuf mempunyai peranan penting dalam penangkapan Ibrahim Hamid, salah seorang pimpinan militer di Tepi Barat, dan Abdullah Barghuti, pembuat bom terkenal yang berada di balik serangan bom bunuh diri pada tahun 2001 di sebuah restoran di Yerusalem. (fq/aby)