Sebuah survei yang dilakukan komisi militer Israel menemukan fakta bahwa satu dari empat tentara Israel yang bertugas di pos-pos pemeriksaan di Tepi Barat pernah melakukan atau menyaksikan tindakan penyiksaan terhadap warga Palestina.
Hasil survei menunjukkan, 25 persen responden mengatakan bahwa mereka ikut ambil bagian, melihat atau mendengar dari teman-teman mereka sesama tentara tentang tindakan pelecehan secara verbal maupun fisik terhadap warga Palestina di sekitar 500 pos-pos pemeriksaan Israel.
Hasil survei ini dikutip oleh sejumlah pejabat dan media massa Israel yang terbit hari Minggu (16/12). Salah satu contoh tindakan pelecehan yang dilakukan tentara Israel misalnya, ketika seorang tentara Zionis memaksa seorang sopir truk warga Palestina untuk berlutut selama hampir empat jam sebelum dizinkan melewati pos pemeriksaan.
Selain tindakan sewenang-wenang, tentara Zionis Israel juga tidak segan-segan meminta uang sogokan. "Kami tahu ada persoalan, tapi kami tidak pernah membayangkan sampai seburuk ini, " kata seorang pejabat senior Israel seperti dikutip surat kabar Yediot Aharonot.
Survei dilakukan terhadap 1. 000 tentara Israel dan melihat hasil survei, para tentara Zionis yang bertugas di wilayah-wilayah Palestina yang diduduki Israel harus menjalani workshop selama dua hari.
"Kami berupaya agar para tentara berperilaku lebih baik, " kata seorang sumber di kemiliteran Israel.
Setelah pecah gerakan intifada bulan September tahun 2000, militer Israel melakukan pengetatan keamanan di wilayah pendudukan dengan mendirikan pos-pos pengamanan.
"Ketika Anda harus mencegah ribuan orang bergerak dengan bebas, itu adalah sesuatu yang tidak bisa dilakukan dengan cara yang manis, " kata seorang tentara pada Yediot Aharonot.
Ia melanjutkan, " Apa yang bisa Anda lakukan, Anda tidak bisa berharap warga Palestina mengucapkan terima kasih pada Anda untuk apa yang telah Anda lakukan buat mereka. " (ln/aljz)