Sebuah survei yang dilakukan oleh Pusat Komunikasi dan Media Yerusalem menemukan bahwa dukungan bagi Palestina untuk adanya "operasi militer" dalam bentuk apapun melawan Israel turun dari 53,3 persen pada Januari 2009 menjadi 37,1 persen pada bulan April tahun ini.
Warga Palestina menurut survei itu juga menunjukkan kurang mendukung untuk penembakan roket dari Gaza ke Israel, dengan 25,4 persen mengatakan mereka percaya bahwa roket berguna dalam mencapai tujuan nasional, turun dari 50,8 persen pada Januari 2009.
Di Gaza, responden merasa lebih kuat untuk dibandingkan dengan rekan mereka di tepi Baratr, menyatakan bahwa serangan roket itu berbahaya, dengan 41,5 persen mengatakan roket merugikan bagi "tujuan Palestina" dibandingkan dengan 36,8 persen di Tepi Barat.
Dukungan untuk bom bunuh diri juga turun, menurut survei, yang disurvei baik di Tepi Barat maupun di Gaza.
Jajak pendapat ini menemukan dukungan untuk serangan terhadap warga sipil Israel telah turun menjadi 37,3 persen dari 55,4 persen pada bulan Januari 2009, walaupun ada pembagian yang jelas antara penduduk Tepi Barat dan Gaza dalam masalah ini.
Di Gaza, 57,3 persen dari mereka yang disurvei menyatakan dukungan untuk pemboman bunuh diri yang menargetkan warga sipil Israel, sementara 42,6 persen mengatakan mereka sangat atau agak menentang operasi tersebut.
Di Tepi Barat, 25,3 persen responden mengatakan mereka sangat atau agak mendukung serangan bunuh diri yang menargetkan warga sipil Israel, sementara 65,7 persen menyatakan oposisi terhadap serangan tersebut.
Warga di kedua tempat, konon dilaporkan telah konsisten dalam dukungan mereka untuk solusi dua-negara atas negara bi-nasional atau Islam, dengan 53,2 persen dari semua responden mengatakan hal itu adalah hasil pilihan mereka.
Hanya 22,1 persen menyatakan dukungan bagi sebuah negara bi-nasional, dan hanya 1,2 persen mengatakan mereka ingin melihat terjadinya negara Islam.
Survei mensurvei 1.198 orang di Tepi Barat dan Gaza dan memiliki margin error tiga persen, kata lembaga tersebut. (fq/alahram)