Pasukan keamanan Suriah telah menggerebek dan disegel kantor kepala Hamas Khalid Misyal di Damaskus, yang telah meninggalkan kota itu bulan lalu bersama dengan para pemimpin lainnya dari kelompok Islam Palestina, Hamas mengatakan pada hari Rabu kemarin (7/11).
Hubungan antara Hamas dengan Suriah telah memburuk sejak pejabat senior Misyal dan lainnya diam-diam meninggalkan Damaskus akhir tahun lalu setelah Presiden Bashar al-Assad meningkatkan tindakan keras terhadap aksi protes anti-pemerintah.
Suriah adalah rumah bagi setidaknya 500.000 warga Palestina, menurut laporan PBB. Pemberontakan Suriah telah membagi warga di sana, dengan banyak warga Palestina bersimpati kepada pemberontakan karena sesama Muslim Sunni, dan lainnya mendukung Assad, yang berasal dari Syi’ah.
Dalam beberapa pekan terakhir, puluhan warga Palestina tewas oleh tentara Suriah di dalam dan sekitar kamp pengungsi Yarmouk di Suriah, aktivis oposisi mengatakan.
Kantor Misyal, yang juga menjabat sebagai tempat tinggal dan markas utama kelompok itu di Damaskus, digerebek pada Senin lalu, Hamas mengatakan dalam sebuah pernyataan.
Dikatakan pasukan pemerintah menyita properti dan menyegal bangunan, yang telah dijaga oleh anggota Hamas.
Pasukan keamanan Suriah juga menutup kantor Damaskus Emad al-Alami, seorang pejabat politik senior Hamas pada hari Selasa lalu, kata pernyataan itu.
Misyal telah tinggal di Damaskus sejak tahun 2001. Suriah menjadi tempat yang aman bagi dia dan pejabat Hamas lainnya, yang selalu menghadapi serangan Israel di Jalur Gaza, wilayah yang diawasi secara ketat oleh Israel dan di bawah blokade Israel.(fq/reu)