“Ada lebih dari 500 ribu orang Israel dengan paspor Amerika Serikat dan lebih dari 300 ribu tinggal di wilayah Kalifornia saja,” kata pengacara internasional Franklin Lamb dalam wawancara dengan Press TV pekan lalu, sembari menambahkan bahwa mereka yang tak memiliki paspor sedang dalam proses pengajuan.
“Jadi, saya di atas kertas, setidaknya di antara publik di Israel yang terpajang di dinding … (yang) menunjukkan sejarah akan menolak kebijakan kolonial cepat atau lambat,” katanya Lamb menegaskan.
Dia mengatakan, CIA, dalam laporannya, menyinggung jatuhnya pemerintahan apartheid yang tidak terduga di Afrika Selatan dan mengenang disintegrasi Uni Soviet pada awal 1990-an, yang menunjukkan berakhirnya impian tanah Israel akan terjadi lebih cepat.
Studi tersebut lebih lanjut memprediksi kembalinya lebih dari satu setengah juta orang Israel ke Rusia dan bagian lain Eropa, dan menunjukkan penurunan kelahiran Israel, sementara peningkatan populasi Palestina.
Lamb mengatakan, mengingat perilaku Israel terhadap Palestina dan Jalur Gaza khususnya, publik Amerika Serikat yang telah menyuarakan protesnya terhadap tindakan Tel Aviv dalam 25 tahun terakhir mungkin ‘tidak tahan lagi’. Beberapa anggota Komite Intelijen Senat Amerika Serikat telah diberi tahu tentang laporan tersebut.[rol]