Situasi di Palestina Tegang, Kelompok Pejuang Palestina Serbu Fasilitas Milik AS dan Inggris

Situasi di Palestina diperkirakan akan memburuk setelah aksi serangan pasukan Israel ke penjara Areha, Tepi Barat Selasa (14/3). Aksi balas dendam kemungkinan akan dilakukan terhadap negara Zionis itu, termasuk fasilitas-fasilitas milik AS dan Inggris yang ada di wilayah tersebut. Di Jalur Gaza, dua warga negara Perancis dan seorang warga negara Korea, dikabarkan ditawan kelompok pejuang Palestina.

Juru bicara departemen luar negeri AS, kini sibuk menyerukan agar kedua belah pihak, Israel dan Palestina bersikap ‘tenang dan menahan diri’ di tengah-tengah mencuatnya pertanyaan mengapa pemantau internasional di penjara itu ditarik beberapa menit sebelum serbuan Israel.

Dewan Keamanan PBB juga menyerukan hal serupa, sementara Presiden Parlemen Eropa Borrel menyatakan mengutuk serangan Israel dan aksi penculikan terhadap warga negara asing menyusul aksi penyerangan itu.

Front Pembasan Palestina (PFLP) bersumpah bahwa tindakan Israel menangkap pemimpinnya yang sedang berada dalam tahanan di penjara Areha kemarin, tidak akan berlalu begitu saja tanpa ada pembalasan. Semua faksi Palestina kemudian bersatu menyerukan aksi balasan pada hari Rabu (15/3) ini.

Ancaman mereka tidak main-main, ratusan pejuang Palestina menyerbu gedung pusat kebudayaan Inggris di Jalur Gaza dan berusaha membakar pusat kebudayaan tersebut. Masih di kota Gaza, para aktivis Palestina menyerbu pusat pengajaran bahasa Inggris milik AS. Di kota Ramallah, Tepi Barat, pusat kebudayaan Inggris dan cabang HSBC bank juga diserbu.

Pasukan keamanan Palestina menyatakan, semua warga negara asing yang berkumpul di markas besar kepolisian Palestina untuk menyelamatkan diri, bebas jika ingin meninggalkan Jalur Gaza.

Melihat situasi yang memburuk, Presiden Palestina Mahmud Abbas yang sedang berada di Strasbourg, menunda rangkaian kunjungannya ke negara-negara Eropa dan memilih pulang ke Palestina.

Dua warga negara Perancis yang diculik dari sebuah hotel mewah di Jalur Gaza teridentifikasi bernama Caroline Laurent, koresponden untuk majalah Elle dan Alfred Yacobzadeh, fotografer kantor berita SIPA. Alfred sebelumnya juga pernah diculik di Beirut saat perang sipil di Libanon pada 1975-1990. Sedangkan warga negara Korea yang diculik, menurut informasi dari Kementerian Luar Negeri di Seoul, bernama Yong Tae-young, 41, koresponden KBS.

Lima warga negara asing yang juga ditawan pada hari Selasa di Jalur Gaza, sudah dibebaskan tanpa dilukai, termasuk seorang profesor asal AS yang ditawan di Tepi Barat. (ln/aljz)