Sisi Gelap Kehidupan Pemuda Palestina Akibat Embargo

“Hidup saya normal saja. Semuanya berjalan wajar. Tapi mencari kerja di sini sulit dan memperoleh kebutuhan hidup lebih sulit lagi. Kondisi yang buruk membuat saya harus melakukan apa saja untuk mendapatkan uang, ” ujar Samer Hassan (bukan nama sebenarnya) seorang warga Palestina.

Ungkapannya melukiskan sebagian kecil suara hati rakyat Palestina yang kini dirundung kesulitan yang semakin luar biasa.

Kondisi Hassan yang lebih membuat kita mengelus dada adalah, ketika Hassan yang di tahun 2000 bekerja di salah satu pabrik industri milik Israel, mengakui bahwa kondisi sulit itu akhirnya membawa dia sebagai pengguna narkoba dan kemudian menjadi pengedar. Lebih memprihatinkan lagi, ketika kondisi keluarga Hassan berantakan lantaran ia menjual pakaian anak dan isterinya karena dia menjadi begitu tergantung dengan narkoba.

Seiring krisis multidimensi yang melanda Palestina, terjadi masalah berbahaya yang mengancam. Ancaman itu berasal dari meningkatnya penggunaan narkoba di kalangan pemuda Palestina dalam enam tahun terakhir. Meski sejumlah ladang ganja di wilayah bekas pendudukan Israel di Ghaza sudah dimusnahkan pada September 2005, tapi ternyata pengguna narkoba di Palestina belum beranjak turun. Data mutakhir kasus penggunaan barang haram itu bila tidak ditangani serius, akan mengancam seluruh elemen masyarakat Palestina.

Sejak tahun 2004, kasus penggunaa narkoba di Jerussalem (Al-Quds) sudah menggelisahkan Muslim Palestina. Mereka bahkan telah menemukan sejumlah informasi tentang strategi Israel memasok narkoba di kalangan pemuda Palestina, untuk melemahkan perlawanan mereka.

Menurut data The Palestinian Anti-Narcotics Administration (ANA), ada lebih dari 850 pecandu narkoba di Ghaza dan Tepi Barat di tahun 2005. Sedangkan untuk tahun ini, hingga Oktober 2007, kasus penggunaan obat terlarang di Palestina sudah mencapai 555 kasus, termasuk 394 di Tepi Barat dan 161 di Ghaza. Ganja di Palestina dikenal dengan isilah Bango, adalah jenis narkoba yang paling banyak digunakan.

Jika beberapa waktu lalu, kebanyakan pemakai menggunakan narkoba melalui media rokok, seperti ganja dan marijuana, kali ini narkoba yang digunakan sudah meningkat menjadi heroin. Komisi Tinggi Nasional mengungkapkan hal itu dalam sebuah laporan, untuk ketiga kalinya dalam satu tahun terakhir. Bahkan para relawan menemukan adanya jenis baru perpaduan bubuk heroin yang digunakan remaja Palestina.

“Ada dua puluh kasus sejenis yang semua korbannya kini terbaring di rumah sakit Hadasa, di Jerussalem, ” tulis laporan tersebut.

Menurut data resmi Komisi Tinggi Nasional Palestina, jenis narkoba yang digunakan sejumlah pemuda meliputi heroin yang dicampur dengan racun tikus dan transaksi penjualannya menyebar di pasar-pasar Jerussalem. Targetnya adalah para pecandu obat-obatan terlarang.

Dalam laporan sebelumnya Komisi Tinggi Nasional Palestina telah memperingatkan para petinggi Palestina dan jaringan pers agar segera mengingatkan bahaya penyebaran dan penggunaan narkoba. Meningkatnya jumlah pemakai narkoba di Palestina menjadi tanggung jawab seluruh pihak dari keluarga hingga pemerintah. Pemerintah diminta untuk segera menerapkan hukum pidana khusus bagi pengguna dan memberatkan para pemasok atau pengedarnya.

Menurut Adil Alweisy, Direktur Pusat Yayasan Penanganan Narkoba di Jerussalem, para pemuda dan pemudi antara usia 12 hingga 15 tahun di Palestina, umumnya menggunakan narkoba karena tidak tahu. Ketidaktahuan mereka karena minimnya informasi dan kurangnya perhatian keluarga kepada anak, serta kondisi kehidupan politik, ekonomi yang dilewati mereka sehari-hari di Palestina.

“Penyebaran narkoba di Palestina itu mudah, ” ujar Alweisy. Alasannya, kondisi politik, ekonomi dan sosial, perpecahan keluarga, pengangguran, embargo yang begitu mencekik lalu memicu orang menjadi labil jiwanya atau melakukan tindak kriminal untuk mendapatkan kebutuhannya. Terlebih ketika didirikan tembok pemisah oleh Israel yang kian mempersempit wilayah gerak penduduk, yang semakin menyulitkan mereka mencari penghidupan. Akhirnya, narkoba menjadi pilihan untuk menghilangkan tekanan hidup. (na-str/iol, aljzr)