Pada kesempatan tersebut Sheikh Salah juga memuji upaya Turki dan Malaysia di tingkat resmi dan akar rumput dalam upaya mereka untuk mempertahankan dan mendukung Al-Aqsa.
Sheik Salah menekankan pentingnya menyebarkan pengetahuan di antara umat Islam di seluruh dunia untuk membuat mereka tetap sadar tentang apa yang terjadi di Yerusalem dan Masjid Al-Aqsa yang diduduki Zionis-Israel.
Terlepas dari serangan panjajah Israel yang tak ada habisnya terhadapnya, Sheikh Salah mengatakan dalam berbagai kesempatan bahwa dia bertekad untuk terus membela Al-Aqsa.
“Berapa pun biayanya, kami tidak akan kebobolan membela Masjid Al-Aqsa,” katanya.
Pada 24 November 2019, pengadilan mendakwa Salah atas beberapa dakwaan, termasuk “penghasutan terorisme” dan “mendukung kelompok terlarang,” mengacu pada Gerakan Islam di wilayah Palestina yang dijajah Israel, yang dilarang oleh pemerintah penjajah Israel pada 2015.
Zionis-Israel menjajah Yerusalem Timur, di mana Masjid Al-Aqsa berada selama terjadi Perang Arab-Israel pada 1967.
Dalam sebuah langkah yang tidak pernah diakui oleh komunitas internasional, Zionis-Israel kemudian mencaplok seluruh kota pada tahun 1980, dan mengklaimnya sebagai ibu kota “abadi dan tidak terbagi” negara Yahudi. (Rmol)