Tentara Mesir kembali menghancurkan terowongan bawah tanah yang menghubungkan perbatasan kota Rafah dengan wilayah Jaur Gaza, Palestina pada hasi senin sore waktu setempat.
Aparat militer menjaga ketat proses pengahancuran terowongan tersebut, selain itu beberapa rumah milik warga Mesir yang dilewati terowongan, juga ikut rusak akibat pondasi rumah yang amblas kedalam.
Rencananya pemerintah Kairo akan mendirikan Zona Penyangga sejauh 500 meter, sepannjang perbatasan Rafah dengan Jalur Gaza.
Di sisi Palestina , tampak petugas keamanan pemerintah Hamas juga ikut mengawasi pelaksanaan penghancuran terowongan bawah tanah.
Dalam wawancara yang dilakukan koresponden Sky News Arabi terhadap penduduk Jalur Gaza, Hamdan mengatakan “sudah dua bulan kami menganggur , terowongan ini biasanya ada 30 orang pekerja yang mengoperasikanya, masing-masing mereka merupakan tulang punggung keluarga, setiap hari kami datang ke perbatasan dengan harapan bahwa pemerintah Mesir membolehkan kita bekerja di Rafah, akan tetapi tidak berhasil.”
Seorang teman Hamdan menambahkan, “segala sesuatu yang kita selundupkan melalui terowongan bawah tanah hanya bahan makanan, kami adalah orang-orang yang damai , seperti saudara kami rakyat Mesir, dan tidak ada hubungannya dengan kami apa yang terjadi di dalam internal Mesir . ”
Seperti dilansir Sky News Arabia dari juru bicara pemerintah Palestina di Gaza, Ihab Ghussain mengatakan, “batasan zona penyangga tidak akan ada di antara hubungan saudara, kami takut bahwa langkah ini akan mengabdikan pengepungan di Jalur Gaza dan memperburuk penderitaan rakyatnya.”
Ihab meminta pemerintahan Mesir membuka kembali perbatasan Rafah dan membentukan zona perdagangan bebas sebagai pengganti terowongan.
Ketergantungan warga Gaza terhadap terowongan bawah tanah untuk mendapatkan kebutuhan harian mereka mencapai 40%, khususnya bahan bakar, bahan bangunan, dan bahan kebutuhan pokok lainnya. (skynewsarabia/Zhd)