Kita harus memiliki sikap yang jelas, keluar dari cengkraman perundingan zalim “OSLO” karena pada hakikatnya tak ada perundingan atau perdamaian, dan klaim Amerika kini telah mengubur proses perundingan dan perdaiaman, ungkap Haniyah.
Otoritas Palestina harus memiliki keberanian nasional mendeklarasikan keluar dari perundingan zalim, dan segera membuat langkah rekonsiliasi Palestina dan persatuan nasional, serta mengakhiri perpecahan, kita harus segera menyusun dan membuat strategi Palestina menghadapi penjajah dan kebijakan Amerika, tegas Haniyah.
Kebijakan politik zionis yang didukung Amerika tak bisa dihadapi kecuali dengan menggelorakan Intifadah baru melawan penjajah zionis.
Kami ingin Intifadah rakyat seperti yang telah dicetuskan rakyat Palestina di al-Quds dan al-Aqsha, sebagai bentuk ekspresi kemarahan rakyat, dan berpegang kepada hak konstitusi al-Quds dan seluruh Palestina, terang Haniyah.
Ketua biro politik Hamas menekankan pentingnya membuat langkah taktis di lapangan, meringankan penderitaan warga, terutama sanksi di Gaza, dan menghentikan kerjasama keamanan dengan penjajah Israel di Tepi Barat, karena rakyat yang terluka tak mampu melawan, jika tak memiliki anasir kekuatan.
Haniyah menyerukan untuk mencabut blockade Gaza, dan mengakhiri semua sanksi yang mencekik warga Palestina di Gaza, serta menghentikan kerjasama keamanan dengan penjajah zionis, dan mengokohkan perlawanan di Tepi Barat, supaya mampu menghadapi permusuhan nyata ini.
Haniyah menambahkan, sangat penting untuk menyusun prioritas dan mengembalikan perjuangan Palestina, untuk meraih kemerdekaan nasional, dan tidak mengemis bantuan Negara lain. Bangsa kita telah mempersembahkan ribuan syuhada, korban luka dan para tawanan, tak mungkin menyerah menghadapi klaim Amerika ini.
Bangsa kita adalah bangsa pemberani, dan mampu mengubah perimbangan di kawasan, kita mampu dengan dukungan umat Islam dan dunia Arab.
Haniyah menyerukan kepada segenap Negara Arab dan Islam untuk bersikap serius menghentikan pertikaian di kawasan, apapun sebabnya, dan memboikot pemerintah Amerika, serta tidak bekerjasama yang bisa mencederai hak-hak Palestina.
Netanyahu dan Trump memanfaatkan kondisi di kawasan, untuk merealisir keputusannya dan menyerang al-Quds dan Masjidil Aqsha.
Haniyah menambahkan, jika al-Quds terlepas, maka tak ada lagi kemuliaan bagi kalian, al-Quds adalah kemuliaan Palestina dan eksistensinya, hari ini OKI harus segera menggelar sidang, serius menggera KTT Arab.(kl/melayu.palinfo.com)