Kebiadaban Israel makin menjadi-jadi, hari ini, rezim Zionis kembali mengerahkan pasukannya untuk membombardir Jalur Gaza.
Sementara korban serangan brutal Israel sepanjang hari Sabtu kemarin mencapai 230 warga Palestina yang gugur syahid dan 800 orang lainnya luka-luka.
Israel memulai kembali serangannya ke selatan Gaza pada Minggu pagi dengan target serangan ke berbagai tempat termasuk sebuah masjid, stasiun televisi dan sebuah truk bahan bakar yang sedang melaju di luar kota Rafah, dekat perbatasan dengan Mesir.
Radio Hamas melaporkan, sejumlah warga Gaza gugur syahid dan luka-luka, namun petugas medis di Gaza belum bisa memastikan berapa jumlah korban dalam serangan Israel hari kedua ini.
Pada Sabtu siang Israel memulai serangannya ke Gaza dengan 30 kali serangan, dilanjutkan pada malam hari sebanyak 20 kali serangan, salah satunya serangan ke sebuah masjid di kawasan Rimal, Jalur Gaza dan ke stasiun televisi al-Aqsa. Karena gedung stasiun televisi itu hancur, TV al-Aqsa mengudara dengan menggunakan moil unit siaran luar.
Meski sudah membantai lebih dari 200 warga sipil di Gaza, Menhan Israel Ehud Barak menyatakan Israel masih akan melanjutkan serangannya ke Gaza dan kemungkinan akan melakukan serangan yang lebih hebat lewat darat.
"Kami siap melakukan apa saja. Kami merasa penting untuk mengerahkan pula pasukan darat untuk melindungi warga kami," kata Barak. Untuk itu, menurut laporan tv-tv Israel, pasukan darat Zionis sudah disiagakan di perbatasan Gaza.
Barak menolak seruan dunia internasional untuk melakukan gencatan senjata. Ia mengatakan, meminta Israel untuk kembali melakukan gencatan senjata dengan Hamas, sama seperti meminta AS untuk melakukan gencatan senjata dengan al-Qaeda. "Kami tidak bisa menerimanya," tukas Barak.
Pimpinan Hamas di Gaza, Ismail Haniyah menyebut agresi Israel ke Gaza sebagai "pembantaian terburuk". Haniyah menyerukan agar seluruh rakyat Palestina bersatu dan bahu membahu melawan kejahatan Israel. Sementara, Kepala Biro Politik Hamas yang saat ini dalam pengasingan di Suriah, Khalid Mishaal dalam wawancara dengan Al-Jazeera menyerukan gerakan Intifada ketiga untuk melawan kebrutalan Israel.
"Perlawanan akan terus berlanjut lewat misi-misi bunuh diri," kata Mishaal.
Situasi di Gaza membara. Untuk membalas serangan brutal Israel, pejuang-pejuang Palestina di Gaza menembakkan sekitar 50 roketnya ke wilayah Israel pada Sabtu kemarin. Hamas mengancam akan menembakkan ratusan roketnya sebagai respon atas serangan brutal Israel. (ln/prtv/aljz)