Pesawat-pesawat tempur Israel membombardir perbatasan Rafah dengan alasan menghancurkan terowongan-terowongan bawah tanah yang digunakan untuk menyelundukup senjata dari Mesir ke para pejuang Palestina. Israel melakukan serangan itu beberapa jam sebelum utusan AS untuk konflik Timur Tengah, George Mitchell tiba di Israel.
Militer Israel mengklaim serangan terhadap "terowongan-terowongan Hamas" sebagai respon atas serangan terhadap tentaranya di perbatasan Gaza hari Selasa kemarin, yang menewaskan satu orang tentara Israel dan melukai tiga orang lainnya. Setelah peristiwa itu, Israel langsung melakukan serangan udara ke Gaza dan menewaskan seorang warga Palestina yang sedang mengendarai sepeda motor. Israel mengklaim orang tersebut sebagai pelaku ledakan bom yang ditanam di pinggir jalan.
Dalam pernyataannya, militer Israel menuding Hamas bertanggung jawab untuk memelihara perdamaian di kawasan selatan Israel dan Israel akan merespon dengan keras setiap upaya yang menggangu keamanan wilayahnya.
Serangan udara Israel di perbatasan Rafah membuat warga setempat panik dan mencari tempat yang aman. Tidak ada kabar adanya korban dalam serangan yang dilancarkan Israel hari Rabu pagi itu.
Rencana Perdamaian AS Tak Jelas
Sementara itu, utusan Obama untuk konflik Israel-Palestina George Mitchell hari Rabu ini akan tiba di Israel dan bertemu dengan para petinggi pemerintahan rezim Zionis itu. Setelah dari Israel, Mitchell akan menuju Tepi Barat untuk bertemu dengan pimpinan otoritas pemerintahan Palestina. Tidak disebut-sebut jadwal bertemu dengan Hamas dalam kunjungan Mitchell, padahal pihak yang berkonflik adalah Israel yang ingin memberangus Hamas.
Sebelumnya, Mitchell mengunjungi Mesir dan bertemu dengan Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Javier Solana, Menlu Mesir Ahmed Abul Gheit dan Kepala Intelejen Mesir Omar Suleiman.
Menurut juru bicara untuk Departemen Luar Negeri AS, Robert Wood, kunjungan Mitchell ke Timur Tengah untuk mendengar pendapat dari sekutu-sekutu AS tentang cara terbaik untuk melanjutkan upaya, bukan hanya untuk menjaga stabilitas di Gaza tapi juga dalam jangka panjang mewujudkan solusi dua negara.
Di sisi lain, Presiden Palestina Mahmoud Abbas menyatakan akan bersikap lebih tegas terhadap Israel menyusul agresi Israel ke Gaza. Dari kantornya di Ramallah, Abbas mengatakan akan menyampaikan pada Mitchell bahwa Israel tidak berniat untuk berdamai.
"Israel tidak menginginkan perdamaian. Kita perlu menyampaikan hal ini pada mereka yang datang dari AS dan Eropa. Israel hanya ingin mengulur waktu untuk memperkuat posisinya dengan pembangunan dinding pemisah dan pemukiman-pemukimannya," tukas Abbas.
Selain ke Mesir dan Israel, Mitchell juga akan melakukan pembicaraan dengan pimpinan negara Yordania, Arab Saudi, Inggris dan Prancis.
Rencana perdamaian yang digagas AS dengan mengirim utusannya memang mengecewakan. Karena AS masih berpihak pada Israel dan hanya mendengarkan pendapat dari negara-negara yang menjadi sekutunya dan sekutu Israel. (ln/aby)