Eramuslim.com – Bassem Tamimi, ayah dari Ahed Tamimi, remaja perempuan Palestina yang ditahan Zionis-Israel karena menampar tentara, harus menjalani sidang di pengadilan Israel selama berjam-jam di saat orang-orang di berbagai belahan dunia menghabiskan waktu bersama keluarga sewaktu libur akhir tahun.
Video ketika Ahed memukul dan menampar tentara Zionis-Israel itu menjadi viral.
Ahed bersama ibu dan sepupunya harus mengalami masa perpanjangan penahanan selama dua kali dalam waktu kurang dari sepekan. Pengadilan menyatakan penahanan mereka diperpanjang lagi selama empat hari.
Bassem mengatakan kepada stasiun televisi Aljazeera, persidangan yang digelar di Pusat Penahanan Zionis-Israel di Kota Ramallah, Tepi Barat, kemarin berlangsung selama lebih dari enam jam.
“Ahed terlihat sangat kelelahan,” kata sang ayah menjelaskan kondisi putrinya yang berusia 16 tahun itu, seperti dilansir Aljazeera, Selasa (26/12).
“Saya bahkan tidak dibolehkan melihat putri saya,” ujar Bassem seraya mengatakan tiga petugas keamanan menghalangi pandangannya di pengadilan kemarin.
“Tiap kali saya berusaha berbicara kepada putri saya, petugas Zionis-Israel menyuruh saya diam dan mengancam akan mengusir saya dari pengadilan,” kata dia. “Mereka cuma ingin memperlihatkan bahwa Zionis-Israel menguasainya segalanya.”
Ahed dijemput paksa oleh tentara Israel dari rumahnya di Desa Nabi Saleh, Tepi Barat, Selasa lalu. Beberapa jam kemudian ibunya, Nariman Tamimi, juga ditahan ketika berusaha menjenguk anaknya di lokasi penahanan. Keesokan paginya sepupu Ahed, Nur, yang kuliah di jurusan jurnalistik di Universitas Al Quds, juga ditangkap Israel.
Juru bicara militer Israel sebelumnya mengatakan kepada Aljazeera, Ahed ditangkap sebagai tersangka ‘penyerangan terhadap seorang tentara Israel dan personel militer.’
Pengacara Ahed, Gabi Laski, menuturkan, ketiga perempuan Tamimi itu juga diperiksa atas insiden lain yang tidak terkait dengan video yang viral itu.
Menurut Laski, Nariman dan Nur ditahan di blok khusus untuk penahanan wanita Palestina di penjara HaSharon.
Ahed juga tidak diberi kesempatan untuk berganti pakaian sejak dia ditahan hampir sepekan, kata Laski. Sejak ditangkap, Ahed sudah dipindahkan beberapa kali dari sejumlah penjara Israel.
Cara-cara Zionis-Israel ini, kata Laski, adalah untuk mematahkan semangat tersangka.(kl/mdk)