Benarkah Fatah berjuang untuk Palestina? Sudah sejak lama, Hamas tidak pernah mau mengakui Fatah sebagai rekan perjuangan—sebagaimana juga terhadap PLO-Yasser Arafat.
Saat ini, Fatah tengah mempersiapkan pembentukan Dewan Revolusi yang baru. Dan salah satu yang direkomendasikan untuk menjadi ketuanya adalah Dr. Uri Davis, dan yang mengejutkan (ataukah sebenarnya tidak?), Uri Davis adalah seorang Yahudi.
Menurut Ma’an—sebuah harian yang cukup populer di kawasan Palestina dan Israel—saat ini Fatah mempunyai kelemahan dalam berdialog dengan dunia luar, baik partai politik, pemerintahan, dan organisasi kemanusiaan. Dengan majunya Davis, maka hal-hal itu akan mampu diselesaikan.
Davis yang dilahirkan di Jerusalem menyebut dirinya sebagai bangsa Palestina Hebron. Ia menulis banyak buku salah satunya adalah tentang kebijakan Israel terhadap Palestina, termasuk kewarganegaraan Palestina di Israel. Ia juga menyebut Israel sebagai Negara Apartheid.
Saat ini Dewan Revolusi Fatah mempunyai 120 orang anggota, dan keanggotaannya terbuka untuk siapapun. Di dalam Dewan ini ada juga mereka yang berkeyakinan Kristen, dan juga Yahudi seperti Uri Davis. Jika terpilih, maka Davis akan menjadi Yahudi pertama yang menjadi ketua Dewan Revolusi.
Davis direkrut oleh Fatah pada tahun 1980 melalui PLO (Palestine Liberation Organization) yang didirikan oleh Khalil Al-Wazir yang juga ironisnya dibunuh oleh tentara Israel pimpinan Ehud Barak yang saat itu masih menjabat sebagai menteri pertahanan.
Menurut Davis, ia bergabung dengan Fatah karena organisasi ini mempunyai format kerja yang liberal dan percampuran berbagai ideologi yang harmonis. “Gerakan (Fatah) telah berjuang untuk membebaskan tanah air dan rakyat (Palestina) dari penjajahan,” ujar Davis.
Hmm, seorang Yahudi untuk perjuangan Palestina? Sesuatu yang tak akan pernah terjadi sampai datang akhir zaman, mungkin! (sa/haaretz)