Eramuslim – Penjajah Yahudi dilaporkan telah menahan lebih dari satu juta warga Palestina sejak berdirinya entitas Zionis Israel pada tahun 1948 yang diikuti dengan pendudukan dari Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur, dan Jalur Gaza pada tahun 1967.
Jumlah tersebut dirilis dalam sebuah pernyataan bersama pada Sabtu (15/04) oleh Komite Tahanan Palestina, Lembaga Tahanan Palestina (PPS), dan Biro Pusat Statistik Palestina (PCBS).
“Masalah tahanan Palestina menjadi pusat perhatian Palestina,” dalam pernyataan bersana seperti dikutip Middle Eat Monitor.
Lembaga pemerhati tahanan Palestian mengatakan bahwa pasukan Zionis Israel telah menahan ratusan ribu warga Palestina dalam gerakan intifadah pertama dan kedua, yang disebut-sebut sebagai salah satu “tahapan sejarah terberat” Palestina.
Selama Intifadah Pertama yang berlangsung dari Desember 1987 hingga Konferensi Madrid pada tahun 1991 yang bertujuan untuk menghidupkan kembali proses perdamaian Israel-Palestina, puluhan ribu warga Palestina ditahan oleh pasukan Israel karena dianggap sebagai pemberontak.
Sedangkan Intifadah Kedua terjadi pada tahun 2000. Setelah Perdana Menteri Israel Ariel Sharon memasuki kompleks Masjid Al-Aqsha untuk melakukan provokasi, pecahlah bentrokan antara rakyat Palestina dan pasukan Israel. Intifadah kedua ini juga disebut sebagai Intifadah Al-Aqsha.
Untuk diketahui, sebelum deklarasi pendirian negara Israel, terjadi pemufakatan jahat untuk mendirikan negara Israel di Palestina dalam Perjanjian Balfour pada 1917.
Setelah peperangan hampir satu tahun, akhirnya Palestina direbut dari Khilafah Turki Utsmani oleh Jenderal Allenby dari Inggris. Pada tahun 1947, PBB dengan sewenang-wenang membagi dua wilayah Palestina. Dan setahun berikutnya, tepat berakhirnya mandat dan penarikan pasukan Inggris dari Palestina, Bangsa Yahudi mendeklarasikan Entitas Israel pada 14 Mei 1948. (Kiblat/Ram)