Eramuslim.com – Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) beberapa waktu lalu mengaku telah kehabisan dana untuk bisa terus-menerus membantu para pengungsi Palestina yang terserak di berbagai wilayah di sekitar Palestina. Rekonstruksi wilayah Gaza yang porak-poranda akibat serangan Zionis-Israel juga terancam buntu. Turki telah mengancam PBB dalam hal ini dengan mengatakan jika PBB tidak mampu membantu Palestina, maka Turki siap sendirian membangun kembali Gaza. Dan akhirnya Saudi Arabia di bawah Raja Salman bin Abdul Azis memberikan guyuran bantuan kepada UNRWA sebesar 13.500.000 dollar. Demikian keterangan dari Albawaba (3/1)
Menurut keterangannya, bantuan itu diberikan kepada warga Gaza untuk melakukan rekonstruksi menyusul serangan Zionis-Israel pada tahun lalu yang menghancurkan sejumlah infrastruktur di Gaza termasuk rumah-rumah milik warga Palestina. Adnan Abu Hasna, Penasehat Media UNRWA mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa uang itu dialokasikan untuk proses rekonstruksi Gaza. Namun, dana tersebut disepakati pada Senin (2/1) bahwa uang harus dibayar tunai untuk sekitar 10 ribu keluarga Gaza yang rumahnya mengalami kerusakan ringan selama serangan penjajah Israel.
Abu Hasna mengapresiasi sikap Arab Saudi dan mengatakan bahwa Arab Saudi selalu menjadi perintis dalam mendukung pengungsi Palestina melalui UNRWA sebelum, selama dan setelah perang di Gaza.
Sebelumnya pada Selasa (27/1), UNRWA mengatakan menunda bantuan mengingat kurangnya dana. Badan itu mengatakan butuh 720 juta dolar untuk membantu 96 ribu keluarga yang rumahnya rusak atau hancur. Mereka saat ini kekurangan 585 juta dolar.
UNRWA adalah badan PBB yang dibentuk tahun 1949 untuk membantu para pengungsi dan keturunan mereka akibat perang tahun 1948 dan tahun 1967, mayoritas dari 1,8 juta penduduk Gaza.
Dunia internasional menjanjikan bantuan 5,4 miliar dolar untuk Gaza seusai perang selama 50 hari tahun lalu. Robert Turner, kepala UNRWA di Gaza, mengatakan uang yang dijanjikan itu sama sekali belum menjangkau Gaza dan kondisi ini menyusahkan dan tidak bisa diterima. Dalam perang tahun lalu, lebih dari 2.200 orang Palestina tewas. Banyak gedung sekolah PBB dijadikan tempat pengungsian sementara bagi puluhan ribu warga Gaza sampai sekarang. (rz)