PM Palestina asal Hamas, Ismail Haniyah tegas menyatakan siap berdialog dengan Presiden Palestina Mahmud Abas, dengan satu syarat; hentikan kerjasama keamanan dengan Israel di Tepi Barat.
Ini adalah pernyataan kesekiankali dari Haniyah soal kesiapannya untuk berdamai dan berdialog dengan Mahmud Abbas asal Fatah.
Haniyah dalam pidatonya menyambut kedatangan para jamaah haji Ghaza yang kembali ke kampung halamannya melewati perbatasan Rafah, mengatakan, "Agar dialog nasional bisa berjalan dngan baik dan kondusif, seluruh pihak yang melakukan kerjasama keamanan dengan Israel harus dihentikan. Karena dialog nasional dan kerjasama dengan pihak penjajah tak mungkin bisa dipertemukan, " ujarnya.
Ia mengomentari hasil kunjungan Bush ke Palestina dan Israel yang baru saja dilakukan. Menurutnya, "Kami tidak akan menerima negara Palestina yang menganulir hak kembali para pengungsi, tidak mencantumkan Yerusalem, dan tanpa pembebasan sebelas ribu tahanan yang masih mendekam di penjara Israel. Kami juga tidak akan menerima adanya kamp-kamp pemukiman Israel di Palestina. "
Haniyah menyinggung tentang dialog Bush dalam kunjungannya yang membahas tiga hal yakni masalah politik, keamanan dan ekonomi Palestina. Secara politik, Bush menegaskan keharusan berdirinya negara Isrel dan ingin merevisi perbatasan 1967, menghapus hak kembali para pengungsi Palestina, dan menjadikan Yerusalem serta lokasi pemukiman Israel sepenuhnya di bawah kendali Zionis Israel.
Sedangkan di aspek keamanan, Bush membicarakan kemestian pemberlakuan agenda Road Map, yang memiliki sasaran menghantam semua organisasi perlawanan Palestina yang ingin mengusir penjajah Israel. Lalu, secara eknomi, Buh ingin mendukung perekonomian Palestina dengan memberikan bantuan apada angkatan bersenjata Mahmud Abbas di Tepi Barat sedangkan rakyat Palestina tidak mendapat bantuan ekonomi apapun dari AS. (na-str/iol)