Dia lebih lanjut berpendapat bahwa hakim di pengadilan lapangan militer cenderung percaya tuduhan pasukan keamanan Hamas.
“Pengadilan harus melakukan pengawasan atas pekerjaan badan eksekutif [pasukan keamanan]. Ia tidak boleh mengakui bahwa tuduhan pasukan keamanan adalah benar dan menghukum terdakwa sambil menyangkal hak pembelaannya,” katanya.
Sebaliknya, Hussam al-Dujni, seorang analis politik dan profesor ilmu politik di Universitas Umma di Gaza, mengatakan kepada Al-Monitor bahwa selama eskalasi terbaru di Gaza, Israel berada dalam keadaan kebingungan, yang menjelaskan penargetan infrastruktur di Gaza.
“Israel mencoba merekrut agen dengan mengeksploitasi kebutuhan penduduk Jalur Gaza mengingat kondisi ekonomi yang memprihatinkan. Ia juga berusaha untuk mengeksploitasi pasien yang melakukan perjalanan melalui penyeberangan Beit Hanoun untuk perawatan guna menekan mereka agar bekerja untuk itu sebagai imbalan memfasilitasi masuknya mereka ke Israel,” katanya.[em/sindonews]