eramuslim.com – Pasukan Pertahanan Israel (Israel Defense Forces/IDF) disebut hanya memberi peringatan 30 menit sebelum memulai gempuran di kompleks Rumah Sakit Al Shifa di Jalur Gaza.
Israel menuding RS terbesar di Gaza itu dijadikan pusat komando dan kendali oleh milisi Hamas Palestina.
“IDF sedang melakukan operasi darat di Gaza untuk mengalahkan Hamas dan menyelamatkan sandera kami. Israel berperang dengan Hamas, bukan dengan warga sipil di Gaza,” demikian pernyataan militer Israel dikutip CNN.
Israel menuding Hamas terus menggunakan rumah sakit Al Shifa untuk keperluan militer dan menyebut hal itu membahayakan status perlindungan bagi rumah sakit berdasarkan hukum internasional.
Pihak militer Israel juga mengklaim telah memberikan waktu yang cukup kepada para anggota Hamas, yang dituduh berada dalam rumah sakit, untuk menghentikan aktivitas mereka di dalam gedung tersebut.
Pengelola RS Al Shifa telah berulang kali dan konsisten membantah klaim Israel, bahwa Hamas telah membangun pusat komando dan kendali penting di rumah sakit terbesar di Gaza itu.
Seorang dokter yang ada di RS Al Shifa mengatakan bahwa mereka diberi peringatan 30 menit sebelum operasi Israel dimulai di kompleks rumah sakit.
“Kami diminta menjauhi jendela dan balkon. Kami dapat mendengar suara kendaraan lapis baja, mereka sangat dekat dengan pintu masuk kompleks,” kata Dr. Khaled Abu Samra.
Sementara itu Dr Ahmed Mokhallalati yang juga bertugas di Al Shifa, mengatakan saat ini ada 650 pasien yang dirawat di rumah sakit, termasuk sekitar 100 orang dalam kondisi kritis.
Fasilitas ini juga menampung 2.000 hingga 3.000 pengungsi, serta 700 petugas medis dan administrator.
“Para pengungsi adalah warga sipil, perempuan, anak-anak, seluruh keluarga berada di rumah sakit. Orang-orang di sini dilanda ketakutan karena ketidakpastian mengenai bagaimana serangan itu akan terjadi,” kata Mokhallalati kepada Al Jazeera.
Dia menyebut penembakan terus terjadi di sekitar rumah sakit selama empat jam terakhir.
(Sumber: Cnnindonesia)