Hari ini rencananya akan digelar pertemuan segitiga antara Rice, Abbas dan Olmert sebagai respon atas kesepakatan Makkah yang mengakhiri konflik antara Fatah dan Hamas. Rasa pesimis mewarnai rakyat Palestina, bahwa pertemuan itu akan berpihak pada Palestina terutama atas rencana pembentukan pemerintahan koalisi Hamas-Fatah.
"Rakyat Palestina melihat pertemuan-pertemuan tingkat tinggi yang dilakukan sebelumnya datang dan pergi, tanpa membawa hasil yang mendekatkan pada upaya merealisasikan aspirasi mereka. Kelihatannya rakyat Palestina tidak mau terlalu berharap atas pertemuan segitiga itu, " demikian laporan koresponden al-Jazeera di Ghaza, Nour Odeh menjelang pertemuan yang akan diselenggarakan hari ini, Senin (19/2).
Rakyat Palestina bersikap skeptis, karena mereka yakin bahwa kebijakan AS akan selalu berpihak pada penjajah Israel, bukan pada mereka.
Sebelum pertemuan segitiga itu, Menlu AS Condoleeza Rice sudah melakukan pertemuan awal dengan Presiden Palestina Mahmud Abbas, Minggu (18/2). Pernyataan Rice usai pertemuan tersebut mengisyaratkan bahwa AS tidak akan mengakui pemerintahan bersatu Palestina, jika pemerintahan itu tidak memenuhi tuntutan Tim Kuartet yang terdiri dari AS, Rusia, PBB dan Uni Eropa agar pemerintahan Palestina mengakui eksistensi Israel.
Rice mengatakan, "Sampai detik ini Saya tidak melihat bahwa pemerintahan ini akan memenuhi prinsip-prinsip Tim kuartet. "
"Sikap AS sudah jelas, akan menunggu sampai pemerintahan bersatu benar-benar terbentuk, " sambung Rice.
Sementara itu, PM Israel Ehud Olmert usai rapat kabinet, Minggu (18/2) juga mengatakan bahwa sikap pemerintahnya sama dengan AS. "Saya membicarakan masalah ini pada hari Jumat dengan presiden AS, dan saya katakan bahwa sikap AS dan Israel sama, " ujarnya. (ln/aljz).