Diskriminasi yang dilakukan oleh rejim Zionis di sejumlah wilayah Palestina di Tepi Barat, membuat warga Palestina di wilayah kesulitan untuk membangun rumahnya sendiri.
Organisasi anti-pemukiman Yahudi di Israel Peace Now mengungkap data-data yang berhasil mereka kumpulkan, bahwa selama tujuh tahun dari tahun 2000-2007 rejim Zionis Israel hanya mengabulkan 6 persen permohonan pembangunan rumah yang diajukan oleh warga Palestina.
Menurut Peace Now, dari 1.624 permohonan pembangunan rumah warga Palestina, hanya 91 permohonan yang dikabulkan. Jumlah ini sangat kontras dengan izin yang diberikan rejim Zionis Israel pada pemukim Yahudi, yaitu sebanyak 18.472 rumah.
Belum lagi penggusuran yang dilakukan oleh rejim Zionis terhadap bangunan-bangunan milik warga Palestina karena dianggap ilegal. Peace Now menyebutkan, militer Israel dalam kurun waktu tujuh tahun telah menghancurkan 33 persen bangunan milik warga Palestina. Sedangkan bangunan milik pemukim Yahudi yang dihancurkan karena dianggap ilegal cuma 7 persen.
Fakta ini, tambah Peace Now, menunjukkan "diskriminasi yang jelas" rejim Zionis terhadap warga Palestina di Tepi Barat. Israel telah membatasi otonomi warga Palestina dan memberikan keleluasaan bagi lebih dari 400.000 pemukim Yahudi untuk menetap di wilayah Tepi Barat yang berada di bawah kontrol Israel. Rejim Zionis tidak peduli, meski dunia internasional menyatakan bahwa tindakan Israel itu melanggar hukum internasional.
Militer Israel mengkritik data-data yang diungkap Peace Now. Kapten Zidki Maman, penanggung jawab administrasi Israel di wilayah pendudukan Tepi Barat berdalih, permohonan izin mendirikan bangunan yang diajukan warga Palestina sangat sedikit.
Tentu saja, dalih itu dibantah warga Palestina yang selama ini mengeluhkan karena rejim penjajah Zionis di Tepi Barat menolak banyak permohonan mendirikan bangunan yang diajukan warga Palestina. (ln/BBC)