Warga Ghaza menyambut gembira tercapainya kesepakatan antara Hamas dan Fatah dalam pertemuan Makkah di Arab Saudi. Mereka merayakan kegembiraan itu dengan menyalakan kembang api ke langit kota Ghaza.
"Ghaza belum pernah sebahagia ini selama bertahun-tahun. Gaza hari ini berbeda, Gaza malam ini berbeda, " kata Abu Ali Saleh, warga Ghaza berusia 50 tahun, Kamis (8/2) malam.
Ali Saleh berada di antara ribuan warga yang turun ke jalan malam itu untuk meluapkan kegembiraan mereka. Tembakan-tembakan ke udara dilepaskan sebagai ungkapan kebahagiaan mereka atas kesepakatan Fatah-Hamas di Makkah. Rakyat Palestina berharap dengan adanya kesepakatan itu, Barat akan segera mencabut sangsi terhadap Palestina dan mengakhiri kekerasan antar pendukung Hamas-Fatah yang terjadi belakangan ini.
Kota Ghaza malam itu jadi tambah meriah dengan bunyi klakson mobil dan suara sirine, serta lambaian bendera warna kuning milik Fatah dan hijau milik Hamas.
Hassan Ali, 37, seorang pegawai negeri di Ghaza ikut gembira dengan tercapainya kesepakatan Makkah. "Setidaknya mereka sepakat. Saya harap ini adalah kesepakatan terakhir untuk mengakhiri pertikain dan saya harap paling tidak gaji kami bisa dibayarkan, " tukas Ali.
Sumber di kalangan pejabat di Palestina, mengatakan bahwa kedua faksi sepakat untuk pemerataan jabatan dalam pos-pos di kabinet. Pos deputi perdana menteri akan diberikan pada orang Fatah, sementara jabatan menteri keuangan, menteri luar negeri dan dalam negeri akan diberikan pada kalangan profesional independen.
Mantan menteri kebudayaan, Ziad Abu Amr disebut-sebut akan ditunjuk sebagai menteri luar negeri dan Salam Fayyad sebagai menteri keuangan. Hamas mencalonkan Hamouda Jerwan sebagai menteri dalam negeri, meski Jerwan mengaku belum menerima informasi itu langsung dari Hamas.
Selain di Ghaza, rakyat Palestina di Tepi Barat juga menyambut gembira kesepakatan Fatah dan Hamas.
"Hari ini kami bahagia melihat para pemimpin kami saling berjabat tangan, bukan saling membunuh satu sama lain, " kata Nasri Abu Rajab, 26, warga kota al-Khalil.
"Saya harap kesepakatan ini adalah kesepakatan resmi dan serius, tidak seperti kesepakatan-kesepakatan di masa lalu, " tambah Hussein Haniyah, 38.
Deputi perdana menteri, Nassir Shaer di kota Ramallah menyatakan keyakinannya bahwa Uni Eropa akan menerima kesepakatan Makkah. Ia mengaku sudah bicara dengan Eropa yang mengatakan bahwa mereka bisa menerima kesepakatan itu.
Ditanya bagaimana dengan AS dan Israel, apakah juga akan menerima kesepakatan itu. Shaer menjawab, "Dengan Israel? Tidak. Amerika punya skenarionya sendiri. Kami mengharapkan bantuan dari negara-negara Arab. Arab Saudi dan negara-negara Arab lainnya diharapkan bisa membantu agar kesepakatan ini bisa diterima. "
Menteri Luar Negeri Inggris, Margaret Beckett menyebut kesepakatan Makkah "menarik. " Namun ia menyatakan butuh waktu untuk mempelajari kesepakatan itu dengan teliti dan membahasnya dengan partner dan sekutu mereka di Eropa. (ln/iol)