Ribuan rakyat Palestina yang bergembira turun ke jalan Kamis (26/1) untuk merayakan kemenangan Hamas dalam pemilu parlemen kemarin. "Selamat Palestina. Ini merupakan fajar bagi perubahan dan reformasi," ujar Ummi Ramy, seorang warga Palestina pada Islamonline.
"Kami sudah lelah dan muak dengan korupsi. Sudah saatnya kami melihat perubahan yang nyata," sambungnya bersemangat.
Rakyat Palestina menumpahkan kegembiraan di jalan-jalan dengan membunyikan klakson mobil. Para pendukung Hamas di Jalur Gaza dengan menumpang truk-truk mengibarkan bendera Hamas yang didominasi warna hijau itu. Anak-anak muda juga mengenakan ikat kepala berwarna hijau dan mengenakan topi baseball, menyembulkan kepalanya lewat jendela mobil, sambil mengendarai kendarannya di sepanjang jalan dan bersorak-sorak meneriakkan slogan-slogan pro Hamas, jari-jari mereka membentuk simbol kemengan.
"Saya seperti berada di bulan. Saya berharap Hamas menang dalam pemilu, tapi kemenangan yang mencengangkan ini tidak pernah terlintas di kepala saya," kata Muhammad Abu Nakhla, seorang pemilik toko.
Sementara warga Palestina lainnya, Ahmad Ghandur, malah tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun untuk mengekspresikan kebahagiaannya.
"Ini adalah kemenangan untuk rakyat Palestina dan bangsa Muslim," kata Sami dengan gembira
Hamas mendapatkan tempat di hati rakyat Palestina karena reputasinya yang bersih dari kasus-kasus korupsi, aktif dalam menjalankan kegiatan bantuan sosial dan perjuangannya melawan penjajah Israel.
Dengan kemenangannya, rakyat Palestina berharap Hamas mau membentuk pemerintahan koalisi dengan Fatah. "Seluruh rakyat Palestina memilih Hamas. Saya harap Hamas akan membentuk pemerintah nasional bersatu," ujar Amin El-Sayyed.
Hoda El-Naggar, seorang mahasiswi, setuju dengan hal itu." Saya berdoa Hamas tidak melakukan kesalahan yang sama seperti yang dilakukan Fatah dan berusaha untuk menjadi pengambil keputusan yang baik," kata Hoda. Ia juga berharap Hamas memberikan penghargaan pada rakyat Palestina yang telah memilihnya dengan menggalang kerjasama dengan Fatah dan kelompok-kelompok lainnya untuk membentuk pemerintahan koalisi.
Hamas Siap Menjalin Kerjasama
Sementara itu, Hamas menyatakan bahwa pihaknya siap bernegosiasi dengan Abbas dan partai-partai politik lainnya. "Hamas tidak akan bekerja sendiri, tapi dengan kelompok-kelompok lain yang mewakili rakyat Palestina," kata seorang kandidat anggota parlemen dari Hamas, Ismail Haniyah.
"Kami ingin bekerjasama dengan kalian karena tantangan yang dihadapi rakyat Palestina sangat besar dan perjuangan masih panjang," sambungnya.
Pernyataan Haniyah itu menguatkan pernyataan yang selalu dilontarkan Hamas sebelum pemilu bahwa faksi pejuang terbesar di Palestina itu tidak sendirian dalam membentuk pemerintahan dan ingin menjalin kekuatan dengan Fatah. Namun, sejumlah pejabat Fatah mengatakan bahwa Fatah tidak mau membentuk pemerintahan koalisi dengan Hamas.
"Kami akan menjadi oposisi di parlemen," kata juru runding Palestina, Saeb Erekat yang juga anggota Fatah.
Terlepas dari itu semua, para pendukung Fatah masih belum percaya bahwa partai kalah dalam pemilu. "Saya tidak percaya Fatah gagal bahkan untuk mendapatkan satu kursi di Gaza," kata Salim Abu Kashif yang memberikan suaranya untuk Fatah.
Meski kecewa, para pendukung Fatah berbesar hati memberikan selamat pada Hamas. "Saya bahagia untuk Hamas meski saya tidak memilih Hamas. Saya harap Hamas bisa memenuhi harapan masyarakat," ujar Rames El-Halabi.
Hal serupa diungkapkan Ummi Rafat, seorang ibu rumah tangga. "Ya, saya mendukung Fatah, tapi sebagai rakyat Palestina saya juga mengucapkan selamat buat Hams dan saya berharap Hamas akan melakukan yang terbaik buat rakyat Palestina," katanya. (ln/iol)