Terus memburuknya kondisi di Jalur Gaza akibat blockade yang dilakukan penjajah Israel dan ditutupnya pintu perlintasan Rafah oleh pihak berwenang Mesir , memaksa pemerintah Hamas melakukan pembicaraan serius dengan Qatar dan Turki dalam rangka mengatasi krisis listrik dan energy yang melanda Jalur Gaza.
Seorang juru bicara pemerintah Hamas, Ihab Ghussain, mengatakan pada konferensi pers di Gaza hari Minggu (10/11) kemarin, ” pemerintah saat ini tengah berupaya untuk menyelesaikan segera menyelesaikan krisis yang terjadi, dan dengan pertolongan Allah Subhanahu Wata’ala kami kini berhasil mengadakan perjanjian dengan saudara-saudara kami di Turki yang akan memberikan hibah sebesar 1.250.000 dolar untuk keperluan bahan bakar dan rumah sakit.”
Ihab menambahkan “disamping itu kami juga sedang melakukan pembicaraan dengan Qatar untuk segera menemukan solusi terhadap krisis listrik yang terjadi, dan akan diumumkan secara detail jika kami sudah menyelesaikannya.”
Ihab juga menyerukan pemerintah berwenang Mesir untuk segera membuka pintu perlintasan Rafah, agar memungkinkan masuknya bahan bakar dan kebutuhan pokok warga Palestina secara formal, serta mengizinkan bantuan negara-negara asing yang kini ditahan pihak berwenang Mesir untuk memasuki Jalur Gaza.
Otoritas Energi pemerintahan Hamas sebelumnya telah mengumumkan pada awal bulan November ini untuk menghentikan seluruh operasi pembangkit listrik di Gaza akibat tidak adanya bahan bakar yang tersedia. (skynewsarabia/lndk)