Presiden Palestina Mahmud Abbas: Pejuang Palestina Sepakat Gencatan Senjata

Presiden Palestina Mahmud Abbas mengatakan, milisi bersenjata pejuang Palestina sepakat untuk menghentikan serangannya terhadap Israel. Abbas mengatakan hal itu, mengutip pernyataan dua organisasi pejuang Palestina, Hamas dan Jihad Islami.

Namun dua pergerakan itu mensyaratkan gencatan senjata yang mereka lakukan, tergantung dengan sikap Israel yang juga harus menghentikan serangannya terhadap Palestina.

Dalam upacara palantikan 500 orang tentara baru pengawal presiden kemarin (17/8), Abbas mengatakan, “Kemarin berbagai milisi perlawanan Palestina sepakat untuk gencatan senjata dan menghentikan berbagai operasi mereka yang bisa memunculkan perlawanan yang sama terhadap Palestina.” Menurut Abbas, Palestina siap melakukan kemajuan bersama dalam proyek perdamaian yang pernah ditandatangani sebelumnya.

Kantor berita Palestina menyebutkan pernyataan Abbas, “Kami tidak ingin melakukan inovasi baru, dan tidak mau melewati sesuatu. Kami hanya ingin proyek yang dibangun secara legal internasional guna menggerakkan upaya perdamaian.” Tapi Abbas tidak mendetailkan proyek perdamaian apa yang dimaksud, hanya mengatakan bahwa ia telah bekerja mempersiapkan proyek itu bersama sejumlah pemimpin negara Arab.

Di samping itu Abbas juga menyinggung tentang tuntutan kelompok pejuang Palestina yang menawan prajurit Israel, agar Israel mau bertukar tawanan. “Dunia tidak akan melupakan penderitaan para tawanan,” katanya. Ia menambahkan, “Kami katakan pada dunia yang pro kebebasan prajurit Israel, dan keselamatannya. Bahwa kami memiliki 10 ribu prajurit yang ada dalam penjara Israel yang membutuhkan kebebasan dan keselamatan.”

Menanggapi gencatan senjata perlawanan Palestina yang disampaikan Abbas, Mahmud Abu Zuhri, Jubir Hamas mengatakan, “Masalahnya adalah penjajahan dan pendudukan. Perlawanan hanya membalas serangan yang dilakukan musuh. Ketika musuh berhenti melakukan serangan, hal itu bisa membantu upaya menata masalahseperti gencatan senjata yang juga pernah terjadi sebelumnya.”

Sementara Khadhr Habib, salah satu tokoh pimpinan Jihad Islami mengatakan, meski berbagai kelompok pejuang Palestina memberi rentang waktu satu tahun untuk menghentikan serangan roketnya, tapi Jihad Islam tidak sepakat dengan hal tersebut. “Harakah Jihad Islam tidak akan melanggar kesepakatan apapun yang telah dirumuskan oleh berbagai kelompok pejuang Palestina. Tapi Jihad Islami tidak terlibat dalam kesepakatan resmi soal penghentian peluncuran roket. (na-str/iol)