Presiden Iran Serukan Referendum di Palestina

Presiden Iran Mahmud Ahmadinejad menyerukan referendum untuk menentukan masa depan Palestina. Ia juga mendesak negara-negara Barat untuk menghentikan dukungannya pada rezim Zionis Israel.

Ahmadinejad mengungkapkan hal tersebut dalam kunjungannya dua harinya ke Turki. Dalam wawancara dengan televisi Turki NTV dan CNN Turki, Ahmadinejad tetap mengatakan bahwa posisi Iran sudah jelas dalam masalah Palestina. "Referendum harus dilakukan di Palestina. Jika mereka (Israel) menarik diri dari wilayah yang dirampasnya, hal itu akan menjadi langkah yang sangat baik, " kata Ahmadinejad.

Lebih lanjut ia mengatakan, "Jika ada referendum yang berlangsung bebas, bangsa Palestina akan menghancurkan Israel. Israel selama ini sudah bersikap tidak jujur, selama 60 tahun rakyat Palestina berada di bawah kediktatoran dan penindasan Israel."

Sementara itu, di dalam negeri Iran, salah seorang penasehat kepresidenan Iran dikecam gara-gara pernyataannya yang mengatakan bahwa rakyat Iran adalah sahabat semua masyarakat dunia, bahkan orang-orang Israel.

Sejauh ini Presiden Ahmadinejad belum berkomentar atas pernyataan yang dilontarkan Esfandiar Rahim Mashaie, orang yang juga sangat dekat dengan Ahmadinejad. Namun akibat pernyataan itu, sekelompok mahasiswa menggelar aksi unjuk rasa dan meminta Mashaie mundur dari jabatannya.

Lebih dari 200 anggota parlemen Iran, hari Rabu kemarin juga mengeluarkan pernyataan keras yang meminta agar Ahmadinejad mengambil tindakan terhadap Mashaei. "Kami meminta Ahmadinejad menanggapi persoalan ini dengan serius. Karena orang-orang Israel-lah yang telah menciptakan rezim Zionis yang ilegal… kami tidak mengakui wilayah bernama Israel apalagi rakyatnya, " demikian bunyi pernyataan mereka.

Di pihak lain, Israel mengecam Turki yang bersedia menerima kunjungan Ahmadinejad. Israel menyatakan, saat ini "bukan saat yang tepat" untuk menerika kunjungan Ahmadinejad.

"Memberikan legitimasi pada pemimpin yang menyerukan penghancuran Israel dan menolak Holocaust, bukan ide yang baik, " kata seorang diplomat Israel di Ankara. (ln/aljz)