https://www.youtube.com/watch?v=S9c0ybBjBvY
Eramuslim – Senin 1 Mei 2017, Ketua Biro Politik Khalid Meshaal baru saja mendeklarasikan pandangan politik umum Hamas ditengah sikap diam dan bisu dunia terhadap blokade darat, laut, dan udara yang terjadi di Jalur Gaza sejak 10 tahun silam.
Selain bersedia mengakui pendirian negara Palestina berdasarkan perbatasan 1967, dan kota Al Quds sebagai ibukota negara Palestina. Terdapat sejumlah poin-poin lainnya terkait perjuangan Hamas di fase mendatang.
Lalu apa saja sikap dan pandangan Hamas terkait entitas penjajah Zionis Israel lainnya? Berikut sedikit poin dan ulasannya untuk Anda:
Hamas:
Hamas: gerakan (organisasi) pembebasan dan perlawanan, nasionalis Palestina dan islami.
Tujuan: membebaskan Palestina dan menghadapi (kontra) proyek zionisme.
Dasar: rujukannya, prinsip dasar, tujuan dan sarananya adalah Islam.
Palestina:
Palestina adalah tanah bangsa Arab Palestina.
Bangsa ini sedang mengalami persoalan dimana dunia tidak mampu menjamin hak-haknya.
Bangsa Palestina akan terus melawan penjajah tanpa henti sampai merebut kemerdekaannya.
Tanah Palestina
Wilayah Palestina membentang dari sungai Yordania (perbatasan bagian timur) dan Laut Meditrania (perbatasan bagian barat), dari Raas Nakurah (perbatasan bagian utara) dan Umm Rasy-rasy (perbatasan bagian selatan) adalah satu kesatuan (integraasi wilayah) yang tidak bisa dipisah-pisahkan sebagai tanah bangsa Palestina dan negeri mereka.
Bangsa Palestina
Bangsa Palestina adalah penduduk beretnis Arab yang tinggal dan menetap di Palestina sampai tahun 1947, baik mereka yang terusir dari sana atau yang masih bertahan di sana, dan setiap manusia yang terlahir dari ayah beretnis/bangsa Arab Palestina setelah tahun tersebut, baik di dalam wilayah tersebut atau di luar wilayah tersebut.
Bangsa Palestina adalah satu; anak cucu dan segala komposisi kependudukannya di luar atau di dalam negeri.
Islam dan Palestina
Palestina berada di jantung wilayah bangsa dan negara-negara Arab dan Islam.
Hamas memahami (secara aksiomatik) bahwa Islam adalah agama yang konperhensif menyelesaikan segala persoalan kehidupan dan cocok bagi setiap jaman dan tempat.
Al-Quds
Al-Quds adalah ibukota Palestina
Kota Suci ini hak permanen bangsa Palestina, bangsa Arab dan Islam.
Tidak ada kata konsesi (mengalah atau kompromi) melepaskan diri dari Al-Quds juga tak sikap membiarkan sebagian wilayah Al-Quds.
Masjid Al-Aqsha (yang berada di jantung Al-Quds) adalah hak murni bangsa Palestina dan umat Islam.
Pengungsi dan Hak Kembali
Bangsa Palestina yang terusir dan menjadi pengungsi berhak kembali ke tanah air mereka di wilayah Palestina jajahan 1948 dan jajahan 1967.
Hak kembali pengungsi Palestina adalah hak natural, alami, hak pribadi dan komunal yang tidak bisa diambil alih oleh siapapun dan manapun.
Hamas menolak segala bentuk proyek politik yang ingin menghabisi dan melenyapkan isu pengungsi Palestina.
Ganti rugi pengungsi Palestina adalah hak yang wajib ditunaikan (bagi Israel dan pihak yang terlibat) namun itu tak menghilangkan hak kembali pengungsi.
Proyek Zionisme
Konflik kami bukan dengan yahudi karena agama mereka, namun konflik dengan zionis penjajah.
Hamas menolak segala bentuk penindasan terhadap manusia atau melanggar haknya baik atas dasar etnis, agama atau kelompok.
Persoalan yahudi dan anti Semit pada dasarnya fenomena terkait sejarah Eropa dan bukan sejarah Arab dan umat Islam serta peninggalan bersejarah mereka.
Penjajahan dan Penyelesaian Damai
Semua kesepakatan dan ketetap berikut dianggap tidak ada; deklarasi Balfour dan keputusan Otoritas Inggris terhadap Palestina dan resolusi “pembagian wilayah Palestina” yang dilakukan PBB serta semua konsewensinya dan keputusan turunan setelahnya.
Berdirinya negara Israel adalah batil/tidak sah sehingga tak ada pengakuan terhadap legalitasnya.
Hamas menolak alternatif/opsi lain dari pembebasan Palestina seluruhnya dari wilayah perbatasan sungai Yordania hingga laut Meditrania.
Mengakui formula politik yang disepakati bersama dengan unsur-unsur Palestina dan yang terkait dengan mendirikan negara Palestina merdeka dengan kedaulatan penuh di wilayah perbatasan jajahan tahun 1967 dan disertai hak kembali pengungsi Palestina ke tanah air mereka, tidak berarti mengakui entitas Israel atau kompromi dari hak-hak Palestina.
Hamas menolak kesepakatan Oslo dan segala macam hasilnya dan segala macam proyek penyelesaian damai yang bertujuan untuk menghilangkan isu Palestina.
Perlawanan dan jihad membebaskan Palestina adalah hak legal dan kewajiban serta kemuliaan bangsa Palestina dan umat Islam.
Perlawanan dan Pembebasan
Membebaskan Palestina adalah kewajiban bangsa Palestina, bangsa Arab dan umat Islam serta tanggungjawab kemanusiaan.
Perlawanan dengan semua sarana adalah hak legal yang dijamin oleh seluruh kesepakatan dan undang-undang internasional.
Perlawanan bersenjata adalah pilihan strategis untuk melindungi prinsip-prinsip dasar Palestina dan mengembalikan hak-haknya.
Hamas menolak tindakan lancang atau melanggar perlawanan dan senjatanya.
Sistem Politik Palestina
Hamas konisten dengan hubungan internal Palestina berdasarkan pluralisme, partisipasi dan menerima pihak lain.
PLO adalah frame nasional Palestina seluruhnya yang harus dijaga dan dilindungi.
PLO harus dikembangkan dan direstrukrurisasi berdasarkan hak partisipasi seluruh kelompok.
Hamas meyakini pentingnya penyelenggan pemilu bebas berdasarkan perlawanan dan hak partisipasi.
Hamas menegaskan, keputusan nasional Palestina harus independen dan tidak boleh dipengaruhi oleh pihak luar.
Peran wanita Palestina sangat penting bagi masa kini dan mendatang.
Bangsa Arab dan Umat Islam
Umat Islam harus bersatu sebagai umat integral dengan segala komponen dan komposisinya serta harus menghindari segala yang memecah belah.
Hamas meyakini prinsip dan siap kerjasama dengan negara-negara yang mendukung hak-hak bangsa Palestina.
Hamas menolak intervensi dengan urusan dalam negeri negara manapun dan konflik internal mereka.
Hamas meyakini prinsip politik terbuka/inklusif dengan semua negara dan membangun hubungan yang berimbang.
Sisi Kemanusiaan dan Internasional
Mendukung Palestina adalah tugas kemanusiaan dan peradaban sebagai tuntutan nilai-nilai keadilan dan hak (right).
Pembebasan Palestina adalah kerja proyek yang mengharuskan untuk membela diri dan hak menentukan nasib.
Hamas menolak hegemoni bangsa adidaya atau bangsa lain atas bangsa Arab dan umat Islam, termasuk atas bangsa manapun di dunia ini.
Hamas mengecam dan mengutuk segala bentuk penjajahan, kolonialisme, diskriminasi, kezhaliman dan tindakan kekerasan, permusuhan, dan penganiyaan terhadap bangsa lain. (Melayu.palinfo/ Ram)