Perdana Menteri Palestina Ismail Haniyah mempercepat kunjungan luar negerinya, menyusul terjadinya berbagai aksi kekerasan di Jalur Gaza. Serangan granat juga terjadi Rabu kemarin, menyebabkan satu orang terluka.
Granat tersebut meledak setelah dilemparkan ke kerumunan pendukung Hamas yang sedang berunjuk rasa di kawasan kamp pengungsi Nusseirat. Mereka berunjuk rasa memprotes pembunuhan Bassam al-Farah yang terjadi di Khan Yunis, selatan Gaza, Rabu (13/12) pagi. Satu orang dilaporkan luka-luka akibat ledakan granat itu.
Mendengar aksi-aksi kekerasan yang menimbulkan ketegangan antara pendukung Hamas dan Fatah, PM Ismail Haniyah memutuskan untuk memperpendek rencana satu bulan kunjungan luar negerinya.
Pada para wartawan dalam kunjungannya ke Sudan, Rabu kemarin, Haniyah menolak pernyataan bahwa kekerasan yang terjadi di dalam negeri Palestina akan memicu perang saudara.
"Kami ingin meyakinkan anda bahwa istilah seperti ‘perang saudara’ tidak ada dalam kamus kami. Tidak ada dalam sejarah kami, tidak ada dalam budaya kami," ujar Haniyah.
"Kami tidak punya waktu untuk berseteru. Kami akan melindungi persatuan bangsa Palestina dan kami akan menghalangi setiap upaya yang ingin menghasut perjuangan antar rakyat Palestina," tegasnya.
Situasi di Gaza sendiri makin tak menentu. Massa mulai turun ke jalan melakukan aksi-aksi protes. Selain massa Hamas yang memprotes pembunuhan al-Farah, ratusan orang yang terdiri dari siswa-siswa sekolah, ibu-ibu, aktivis sosial dan sejumlah mantan anggota Dewan Legislatif Palestina juga berunjuk rasa memprotes aksi penembakan terhadap tiga anak-anak yang terjadi dua hari lalu.
Di depan gedung parlemen, para pengunjuk rasa itu melakukan orasi yang isinya mengatakan bahwa persatuan nasional adalah satu-satunya cara untuk mencapai keamanan di dalam negeri Palestina.
Israel Bunuh Seorang Warga Palestina
Di tengah ketegangan antar faksi di Palestina, untuk pertama kalinya sejak kesepakatan gencatan senjata tiga minggu lalu, pasukan Israel membunuh seorang warga Palestina di Gaza.
Kalangan medis mengindentifikasi korban sebagai anggota Fatah, namun tidak disebutkan siapa namanya. Ia ditembak di bagian kepalanya oleh pasukan Israel yang bertugas di perbatasan, di desa Nahal Oz, wilayah Israel.
Menurut juru bicara militer Israel, pasukannya menembak karena korban terlihat mendekati pagar perbatasan dengan membawa senapan dan sejumah granat. (ln/aljz)