Perdana Manteri Israel Ehud Olmert untuk pertama kalinya menawarkan imbal balik pada Palestina untuk membebaskan Kopral Gilad Shalit, tentaranya yang sejak bulan Juni lalu menjadi tawanan pejuang Palestina.
Imbal balik yang ditawarkan Olmert antara lain; menarik diri dari sejumlah wilayah Paletina, membebaskan tahanan warga Palestina, mencairkan kembali dana milik otoritas Palestina serta siap menerima pembentukan negara Palestina meliputi Tepi Barat dan Jalur Gaza, jika pembicaraan damai dimulai.
"Dengan pembebasan Gilad Shalit dan kepulangannya dengan selamat pada keluarganya, pemerintah Israel bersedia membebaskan banyak tahanan Palestina bahkan mereka yang sudah divonis hukuman penjara yang panjang," kata Olmert dalam pidatonya, Senin (27/11).
Sebelumnya, Olmert selalu menyatakan menolak tuntutan para pejuang Palestina agar Israel membebaskan ratusan warga Palestina sebagai imbal balik pembebasan Shalit.
Al-Jazeera melaporkan, Olmert mengajukan tawaran itu karena adanya tekanan AS yang meminta Israel mengubah kebijakannya terhadap Palestina.
Juru runding Palestina Saeb Erekat, menanggapi tawaran Olmert menyatakan, Palestina siap bernegosiasi sampai tercapai kesepakatan final.
"Kami juga berharap gencatan senjata juga diberlakukan di Tepi Barat dalam beberapa hari mendatang dan kami siap jika Olmert ingin melanjutkan negosiasi," kata Erekat.
Pemerintahan Hamas menyebut tawaran Olmert sebagai "kekalahan" dan menyatakan tawaran itu "belum cukup" jika dikaitkan dengan tuntutan mereka agar Israel membebaskan lebih dari seribu warga Palestina untuk pembebasan Shalit. (ln/aljz)